Kesadaran akan pentingnya menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan bebas dari tindakan bullying semakin meningkat. Sebagai bagian dari pengabdian kepada masyarakat, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (Kukerta) kelompok 45 dari Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin (UIN SMH) Banten mengadakan sosialisasi mengenai dampak dan pencegahan bullying di SDN Kolelet 2, Kecamatan Picung, Kabupaten Pandeglang.
Sosialisasi yang digelar ini menargetkan siswa-siswa sekolah dasar, terutama di SDN Kolelet 2, yang menurut pengamatan masih sering melakukan bullying tanpa mereka sadari. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada anak-anak mengenai apa itu bullying, dampak buruknya, serta cara mencegah dan menghindari perilaku tersebut.
Nurhadin Luthfi dan Qurotul Aliyah, dua perwakilan dari kelompok Kukerta 45, menjadi pemateri utama dalam kegiatan ini. Dengan pendekatan yang interaktif dan penuh keakraban, keduanya berusaha menyampaikan materi yang cukup berat ini dengan cara yang mudah dipahami oleh anak-anak.
Nurhadin Luthfi memulai sosialisasi dengan menjelaskan definisi bullying secara sederhana. “Bullying adalah ketika seseorang menyakiti orang lain, baik secara fisik maupun perasaan, secara berulang-ulang,” jelasnya kepada para siswa. Ia juga menekankan bahwa tindakan bullying bisa berupa ejekan, pukulan, atau bahkan sikap mengabaikan teman.
Selanjutnya, Qurotul Aliyah menyampaikan dampak buruk yang bisa timbul akibat bullying. Ia menggambarkan bagaimana bullying bisa merusak kepercayaan diri seseorang, menyebabkan stres, bahkan hingga menimbulkan trauma jangka panjang. “Kita harus ingat bahwa setiap teman kita memiliki perasaan. Jika kita menyakiti mereka, itu bisa membuat mereka sedih dan takut,” ucap Qurotul.
Selain memberikan penjelasan, para pemateri juga mengadakan sesi tanya jawab untuk memastikan apakah materi yang disampaikan dapat dipahami dengan baik oleh para siswa.
Antusiasme siswa terlihat ketika mereka aktif berpartisipasi dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan. Salah satu siswa, Rizki, mengungkapkan kegembiraannya setelah mendapatkan materi mengenai bullying, “Aku jadi tahu kalau mengejek teman itu nggak baik. Aku nggak mau ada teman yang sedih karena aku,” ujarnya.
Sosialisasi ini ditutup dengan ajakan dari para pemateri untuk saling menjaga dan menjadi teman yang baik satu sama lain. Mereka juga mengajak para siswa untuk berjanji tidak akan melakukan bullying lagi. “Sekolah seharusnya menjadi tempat yang aman dan menyenangkan bagi semua siswa. Mulai dari sekarang, mari kita menjadi teman yang saling mendukung dan tidak menyakiti satu sama lain,” tutup Nurhadin.
Kegiatan ini merupakan langkah awal yang penting dalam menciptakan kesadaran sejak dini di kalangan anak-anak tentang bahaya bullying. Dengan adanya sosialisasi ini, diharapkan siswa-siswa di SDN Kolelet 2 bisa lebih memahami pentingnya saling menghargai dan menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman bagi semua. Dukungan dari guru dan orang tua juga menjadi kunci dalam memastikan anak-anak tumbuh dalam lingkungan yang positif dan bebas dari bullying. (Andre)