JAKARTA – Pemerintah diminta mewaspadai lonjakan harga beras di akhir tahun. Untuk itu, Ketua Umum Perpadi Sutarto Alimoeso menyarankan agar Bulog lebih agresif dalam menggulirkan stok beras supaya harga ditingkat masyarakat tidak bergejolak.
“Salah satunya supaya tidak melonjak pemerintah itu punya stok yang cukup. Cukup kuat. Gelontorkan itu (beras) segera keluarin,” kata Sutarto dalam diskusi yang digelar di Jakarta, Kamis (23/11/2018).
Sutarto megatakan, apabila pemerintah tidak menggelontarkan stok beras, sedangkan permintaan di tingkat masyarakat melonjak maka ini akan membahayakan. Sebab, sering kali ini dimanfaatkan oleh oknum dengan menaikan harga gabah ditingkat petani.
“Sudah gelontorin itu satu-satunya supaya yang di bawah itu tidak bermain dengan menaikan harga gabah itu kan. Kalau harga gabah naik tidak ke kontrol maka harga beras juga akan naik. Jadi naiknya harga beras karena salah satunya karena harga gabah naik,” tegasnya.
Sebelumnya, Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Eko Listiyanto mengatakan penyebab utama inflasi pangan di akhir tahun umumnya terjadi pada momentum Natal dan Tahun Baru. Sedangkan yang diperlukan masyarakat adalah kepastian akan stabilnya harga-harga komoditas.
“Setiap menjelang akhir tahun sering kali harga pangan mengalami lonjakan. Oleh karena itu, harus ada keseriusan dari pemerintah untuk memutus siklus dan mencari solusi agar harga pangan di akhir tahun terkendali,” kata Eko dalam sebuah diskusi yang digelar di Jakarta, Kamis (15/11).
Eko menegaskan, pemerintah maupun para pengambil kebijakan tidak dapat terus berlindung dengan alasan kedua momen tersebut. Pemerintah, kata dia, harus menekan serta menstabilisasikan harga pangan guna menjaga inflasi agar tetap kendali. (Liputan6/Redaksi/net)