SERANG – Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah meminta masyarakat untuk tidak merayakan malam pergantian tahun baru dengan pesta pora. Apalagi, saat ini masih dalam kondisi berduka atas bencana tsunami Selat Sunda.
Tatu meminta masyarakat untuk memiliki rasa empati terhadap korban bencana. “Pergantian tahun baru 2019 diisi kegiatan yang positif seperti beribadah, berdoa dan berdzikir serta intropeksi diri,” kata Tatu dalam keterangan tertulis, Sabtu (29/12/2018)
Imbauan itu disampaikan Tatu dalam sebuah surat edaran yang ditujukan kepada pimpinan lembaga pemerintah, para camat, kepala desa, para kepala sekolah, serta para ketua RW/RT di Kabupaten Serang.
Ada lima poin yang Tatu amanatkan, yakni:
1. Sebagai bentuk empati terhadap korban bencana tsunami Selat Sunda agar tidak melakukan kegiatan berlebihan (hura-hura), tidak bermanfaat sert perbuatan yang melanggar norma hukum dan agama
2. Agar mengisi malam pergantian tahun baru dengan kegiatan yang positif, meningkatkan ibadah dan rasa syukur serta menjaga toleransi hidup beragama dan bermasyarakat.
3. Agar menjadikan tahun baru 2019 sebagai momentum muhasabah (evaluasi diri) dalam upaya meningkatkan keimanan kepada Allah SWT
4. Agar para orang tua mengawasi dan mengarahkan putera-puterinya untuk tidak melakukan dan mengikuti kegiatan yang bersifat hura-hura pada malam pergantian tahun,.
5. Berkenaan dengan cuaca yang tidak menentu, diimbau agar warga masyarakat menghindari tempat-tempat yang rawan bencana alam, seperti gunung, dan pantai.
Tatu juga meminta para camat untuk mengajak masyarakatnya agar memenuhi masjid “Mengisi malam pergantian tahun dengan salat berjamaah, pengajian, berdzikir, dan ibadah lainnya,” katanya.
Selain itu, sebagai bentuk empati dan turut berduka cita untuk para korban bencana di Selat Sunda, diimbau masyarakat agar menyisikan sebagian rizkinya untuk berderma atau bersedekah. “Diharapkan bisa bahu-membahu memberikan sumbangan untuk korban bencana,” pungkas Tatu.(anm)