PALEMBANG – Perserang harus menelan kekalahan dalam laga perdana Liga 2 2019 kontra Sriwijaya FC di Palembang. Namun, klub berjuluk Laskar Singandaru merasa dirugikan dan akan melaporkan wasit pemimpin pertandingan ke Satgas Anti Mafia Sepakbola bentukan Polri.
Dalam laga yang digelar di Stadion Gelora Sriwijaya Palembang, Minggu (23/6/2019), Perserang harus kalah 0-1 dari tuan rumah. Gol semata wayang bagi Laskar Wong Kito dicetak Yericho Christiantoko di menit 41 babak pertama.
Namun, kekalahan dianggap tidak wajar oleh pelatih Perserang, Jaya Hartono. Jaya menilai wasit yang memimpin pertandingan telah menguntungkan tuan rumah. Penyebabnya, Jaya meyakini klubnya seharusnya mendapat hadiah hukuman tendangan penalti.
Momen penalti yang diklaim Jaya terjadi di menit 75. Ketika penyerang Perserang, Hari Habrian mendapatkan bola hasil dari umpan rekan setimnya. Namun, saat sedang mengontrol bola, Jaya menilai ada pelanggaran berupa kontak yang keras antar pemain belakang Sriwijaya FC dengan Brian.
“Teman-teman (Wartawan) nilai sendiri lah, tadi itu penalti atau tidak?” kata Jaya saat konferensi pers seusai pertandingan.
Jaya mengkritisi wasit yang tidak memberi hukuman penalti, karena menurutnya, jelas pelanggaran yang terjadi di dalam kotak penalti. Karenanya, menilai wasit Ridwan Pahala, asal Jawa Barat telah merampas poin yang seharusnya diraih Perserang.
“Kalau wasit sepakbola kita masih seperti begini terus, bagaimana sepakbola bisa maju,” pungkas Jaya.
Terpisah, Manajer Perserang juga menyatakan kekecewaannya terhadap kepemimpinan wasit Ridwan Pahala. Bahkan, pria yang kerap disapa Jibay akan melaporkan wasit Ridwan Pahala ke Satgas Anti Mafia Sepakbola Polri.
“Jelas penalti yang seharusnya diberikan kepada Perserang, tetapi wasit tidak menunjuk titik putih. Secara lisan, saya sudah melaporkan ke Satgas Anti Mafia Sepakbola. Laporan resminya nanti kalau saya sudah pulang ke Serang,” kata Jibay.
Sementara, karena benturan yang terjadi antara Hari Habrian dengan pemain belakang Sriwijaya FC yang dikllain Jaya Hartono sebagai pelanggaran, Brian terpaksa ditandu keluar lapangan dan digantikan oleh Sumarna. Brian kemudian dibawa mendapatkan pertolongan pertama dari tim medis.
Bahkan, Brian harus kembali ke hotel dengan menggunakan tandu dan diantar oleh ambulans. Kondisi Brian terlihat lemas dan mengenakan masker oksigen.
Meski demikian, Jibay belum mengetahui pasti cedera yang dialami Brian. Namun, dia berharap Brian tidak mengalami cedera serius dan bisa diturunkan ketika Perserang menjamu Aceh Babel United, Kamis (27/6/2019) mendatang.
“Mudah-mudahan tidak kenapa-kenapa. Karena Brian adalah salah satu pemain penting kami musim ini. Kami berharap dia fit melawan Aceh Babel United,” pungkas Jibay.
Dalam konferensi Pers terpisah, Pelatih Sriwijaya FC mengaku tak meraih kemenangan dengan mudah atas Perserang. Perlawanan sengit dari Laskar Singandari dan faktor adaptasi lapangan membuat Ambrizal cs sulit mengembangkan permainan, terutama di babak pertama.
“Seperti saya sampaikan sebelumnya, tak ada pertandingan pertama yang mudah. Oleh karenanya saya berterimakasih kepada seluruh pemain,” ungkap pelatih Kas Hartadi.
Ia mengakui, permainan Ambrizal dan kolega sulit berkembang diawal babak pertama. Proses adaptasi lapangan, rupanya dilakukan pula oleh Sriwijaya FC. Ini lantran selama ini, mereka berlatih di tempat berbeda.
“Harus diakui, kami awalnya kesulitan adaptasi lapangan. Karena kita latihan di lapangan yang lebih sempit dan lebih keras tanahnya,” lanjut Kas.(muh)