Jakarta – Bawaslu menyoroti adanya pendukung capres 01 Jokowi-Ma’ruf Amin, yang membawa alat peraga di dalam ruang debat kedua Minggu (17/2/2019). Bawaslu minta pendukung kedua kubu tidak membawa alat peraga dan saling ejek saat debat selanjutnya.
“Kesepakatan yang dibuat harus disepakati, misal nggak boleh bawa alat peraga atau alat kampanye seperti kemarin yang dibawa oleh pendukung paslon 01 dan saat jeda kemudian disepakati untuk tidak dipakai. Jadi komitmennya harus sama-sama dibangun dari kedua belah pihak,” kata Komisioner Bawaslu Mochammad Afifuddin, di KPU, Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Rabu (20/2/2019).
Selain itu, Bawaslu juga meminta agar para pendukung atau tim hore tidak saling menjelekan. Bawaslu memperbolehkan para pendukung untuk menyemangati kandidat asalkan di waktu yang tepat.
“Dari kami sudah menyampaikan beberapa usulan perbaikan termasuk posisi-posisi duduk terlalu sempit antara jumlah orang dan ruangan kemarin membuat suasana meriah dan juga ungkapan atau semacam hore-hore yang menjelekan. Nah ini kan nggak boleh saling serang tepuk tangan,” ujarnya.
“Kalau pun ada semacam penyemangat ya yang positif ke masing-masing aja. Tidak untuk menyerang salah satu atau lawan,” ungkapnya.
Oleh karenanya, Bawaslu mengusulkan agar jumlah pendukung di ruang debat dikurangi. Hal tersebut untuk mengurangi keriuhan di dalam ruangan.
“Keriuh rendahan penonton di dalam yang kemudian disepakati kita rekomendasikan ke KPU untuk mengurangi jumlah pendukung yang diajak. Masing-masing paslon kami rekomendasikan hanya membawa 50 suporter,” kata Afif.
Lalu, Bawaslu juga akan membahas lagi terkait kandidat capres cawapres yang membawa alat tulis kantor (ATK) seperti pulpen. Sebab, pada debat sebelum ada kesepakatan antar dua kubu, ATK diperbolehkan dibawa ke panggung debat.(detik.com)