Jakarta – Bonus rumah untuk peraih medali emas Asian Games 2018 belum terealisasi hingga kini. Para atlet berharap, namun tidak ngotot.
Bonus Asian Games idealnya beres tidak lama setelah pesta olahraga bangsa-bangsa se-Asia di Jakarta dan Palembang pada 2018 usai. Tapi, ternyata dari tiga bonus yang dijanjikan, satu di antaranya mandek. Yakni, bonus rumah. Hingga saat ini, bonus rumah tersangkut kebijakan.
Awalnya bonus memang diberikan rumah saja, tidak berikut tanahnya. Tapi ternyata, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupera) dilarang membangun di atas aset pribadi. Jadi, harus aset dari pemerintah.
Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) berupaya mencari jalan tengah. Mereka mengajak kerja sama pemerintah daerah asal atlet agar menyediakan tanah. Jika sudah tersedia, barulah rumah di bangun di atasnya.
“Seingat saya, beberapa bulan yang lalu, rumah tersebut dibuatkan. Namun, masih belum diputuskan posisi pembangunannya karena terkait domisili atlet,” kata peraih medali emas Asian Games 2018 Paralayang, Hening Paradigma, kepada pewarta, Jumat (15/2/2019).
“Tapi, untuk (tanah disiapkan atlet) tidak ada pembicaraan ke sana. Tanah hal yang pelik karena beda tempat beda anggaran. Semoga pemerintah mendapatkan formulasi yang baik,” harapnya.
Ia pun mengaku lebih cenderung menerima saja dan tidak mau protes keras. “Karena udah diberi bonus, sudah bersyukur. Kalau pemerintah diberi kemudahan rejeki, berarti tambahan bonus. Bila enggak ada anggaran, ya tetap Alhamdulilah,” ujarnya.
Hal senada diungkapkan atlet peraih medali emas Asian Games cabang pencak silat, Yolla Primadona. Dirinya juga tak banyak menuntut.
“Memang untuk mekanisme pemberian bonus rumah dari awalnya tidak dijelaskan. Menjadi bola liar karena tidak pernah dibahas. Kita hanya tahu akan mendapat rumah, tapi mana tahu kalau rumahnya bagaimana, mekanismenya juga,” beber Prima, dihubungi terpisah.
“Bila tanah disiapkan Pemda, Alhamdulilah. Amat sangat bersyukur dan berterima kasih. Semoga secepatnya terwujud, sehingga tidak perlu menunggu terlalu lama,” tutupnya.(detik.com)