SERANG – Penerapan sport science dengan menggunakan alat ukur yang dilakukan KONI Banten saat tes fisik atlet Sabtu (7/12/2019), diyakini akan mendongkrak kemampuan atlet jelang Pekan Olahraga Nasional (PON) XX/2020 Papua. Hal ini disampaikan Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (kadispora) Banten, Deden Apriandhi, yang meninjau langsung acara.
Kata dia, Dispora Banten melakukan hal yang sama kepada beberapa cabang olahraga (cabor) menjelang pelaksanaan Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas) XV 2019.
“Hasil sampling kami bisa dilihat. Atlet pelajar Banten mampu bersaing dan berprestasi dengan memperoleh banyak medali,” papar Deden kepada awak media.
Nah, sekarang KONI Banten mengikutinya dan bekerjasama dengan Lab Sport Science FPOK UPI Bandung.
“Semoga hasilnya sesuai harapan, karena apa yang dilakukan KONI Banten sejalan dengan niatan Dispora Banten yang akan mengoptimalkan penggunaan sport science dalam pembinaan,” ucapnya.
Pasalnya, salah satu hasil pengukuran dengan metode sport science sendiri, bisa mengetahui kekuatan dan kelemahan atlet secara fisiologi, psikologis, dan biomekanik.
“Zaman sekarang, tidak hanya latihan konvensional saja yang harus dilakukan. Namun dibarengi dengan sentuhan teknologi supaya mendapatkan data rinci tentang atlet,” ujarnya.
Lagipula, bila terus dioptimalkan, dirinya yakin Banten bisa jadi rujukan provinsi lain dalam hal olahraga. Apalagi menurut Staf Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) bidang Sport Science, baru Banten yang melakukannya secara komprehensif.
“Apa yang diharapkan Gubernur dan Wakil Gubernur Banten bahwa bisa jadi pusat peradaban juga akan terwujud. Olahraga bisa jadi salah satu penyumbang peradaban karena banyak didatangi orang luar nantinya,” bebernya.
Disingung soal dukungan anggaran menuju PON XX/2020 Papua, Deden belum bisa memberitahu dengan detail soal angkanya lantaran tak mengetahui informasi terakhir.
Hanja saja, diyakini Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten dalam hal ini Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) dan Badan Anggaran Provinsi Banten sudah menghitung dengan seksama berapa dana yang dibutuhkan KONI Banten untuk bersaing di Bumi Cenderawasih (julukan Papua).
“Pasti dialokasikan sesuai kebutuhan lah. Dispora Banten sendiri memberikan rekomendasi Rp 100 miliar dari ajuan Rp 120 miliar. Dan saat berjibaku di PON XIX/2016 Jawa Barat, KONI menerima Rp 70 miliar sehingga seyogyanya di Papua bisa meningkat. Kan ditarget 10 besar oleh gubernur. Pencapaian itu tidak mudah dan tidak murah,” jelasnya.
Sedangkan Ketua Umum KONI Banten, Rumiah Kartoredjo menjelaskan, pihaknya sengaja melakukan tes fisik dengan menggunakan sport science dan alat yang lengkap kepada 203 atlet yang sudah dinyatakan akan mewakili Banten ke PON XX/2020 Papua.
“Kami mengusung 10 besar di Papua nanti, jadi butuh persiapan matang. Bagimana menuntut atlet dengan bidikan tinggi bila pondasinya minim,” tegasnya.
Lagipula, pertarungan yang sekarang cukup berbeda. Letak geografis Papua yang jauh mewajibkan atlet Banten punya kondisi fisik yang prima. “Makanya kami maksimalkan dari sekarang agar para patriot kita punya fisik yang oke. Bila teknik dan taktik bisa mengikuti,” terangnya.
Mantan kapolda Banten tersebut menambahkan, hasil tes sport science akan dievaluasi pada pekan depan. “Kami merencanakan pelatihan pelatih, untuk mencari solusi apa saja yang perlu dilakukan pelatih untuk meningkatkan kekurangan yang ada pada atlet saat tes kemarin,” pungkasnya.(muh)