SERANG – Ratusan atlet Banten yang tergabung di Pemusatan Latihan Daerah (Pelatda) jangka panjang Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua, dipastikan tetap semangat meski menjalani latihan mandiri. Ini mencuat, saat KONI Banten melakukan virtual conference dengan para pelatih cabang olahraga (cabor), Rabu (3/6/2020).
Diketahui, sejak pandemi virus corona atau Covid-19 menyebar luas di Indonesia, KONI Banten terpaksa mengambil kebijakan atlet Pelatda PON XX Papua menjalani latihan mandiri di rumahnya masing-masing. Tapi tetap dipantau oleh pelatih dengan cara atlet wajib mengirimkan video berdurasi latihan yang diminta.
“Virtual conference ini adalah untuk monitoringnya, semacam evaluasi. Jadi kami tanyakan laporan atlet kepada pelatih seperti apa. Alhamdulillah hingga kini atlet masih tetap semangat walaupun ada sedikit kebosanan. Lagipula, tidak ada istilah olahragawan itu pesimistis, walaupun latihan mandiri harus tetap maksimal,” papar Ketua Umum KONI Banten, Rumiah Kartoredjo.
Mantan Kapolda Banten tersebut pun berpesan, supaya atlet tetap mengkedepankan protokol kesehatan. Di mana harus disiplin, mulai dari cuci tangan, jaga jarak, dan pakai masker bila berlatih di luar rumah.
“Dan sekarang pun sedang menuju New Normal. Jadikan olahraga sebagai salah satu gaya hidup yang baru untuk pencegahan Covid-19,” ucapnya.
Dirinya juga meminta agar cabor tidak perlu memikirkan kondisi anggaran yang ada di KONI Banten sekarang, usai diminta mengembalikan sejumlah dana ke kas daerah untuk penanganan virus corona.
“Kita akan memaksimalkan uang yang ada, untuk kepentingan pembinaan. Insya Allah dana untuk atlet dan pelatih tidak akan berhenti,” tegasnya.
Sementara Ketua Bidang Prestasi KONI Banten, Hengky S Bremmer menyampaikan, pihaknya telah mengarahkan pelatih untuk mengubah pola latihan atlet dalam kondisi saat ini. “Jadi saya arahkan untuk kembali pada tahap awal program, yakni tahapan umum. Maksudnya, guna meningkatkan kondisi fisik atlet,” terangnya.
Meski begitu, pihaknya menyoroti ada sejumlah atlet yang melakukan latihan mandiri tidak sesuai harapan, karena dianggap hanya untuk menggugurkan kewajiban berlatih.
“Ada atlet yang latihannya tidak sesuai yang disarankan. Terlihat hanya untuk menggugurkan kewajiban saja. Kami minta ke pelatih agar mendidik atlet tersebut, agar lebih disiplin dan bertanggung jawab,” pungkasnya.(muh)