Awal tahun ini, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Serang menemukan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayahnya.
Tercatat, ada 52 kasus DBD yang terjadi hampir di seluruh kecamatan di Kabupaten Serang.
Kasus yang terjadi tersebut semuanya dapat tertangani dan tidak ada yang hingga menyebabkan meninggal dunia.
Dari jumlah tersebut, terjadi peningkatan kasus DBD apabila dibandingkan dengan jumlah kasus yang sama pada Januari 2023, yang hanya 25 kasus dengan satu orang meninggal dunia.
Pengelola Program Penyakit Bersumber Binatang (P2BB) pada Dinkes Kabupaten Serang, Pipih Saripah, mengatakan bahwa pada awal tahun 2024 pihaknya mendapati sebanyak 52 kasus DBD di Kabupaten Serang.
Baru memasuki awal 2024, kita sudah banyak temukan puluhan kasus DBD tapi tidak ada yang meninggal dunia, hanya dirawat saja di rumah sakit dan Puskesmas. Penyebabnya karena pergantian musim dari kemarau ke penghujan, yang membuat banyaknya jentik nyamuk DBD bermunculan,” katanya saat dihubungi melalui sambungan telepon.
Ia mengaku, Dinkes Kabupaten Serang telah melakukan langkah-langkah antisipasi seperti melaksanakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan perilaku 4 M Plus, yakni menguras, mengubur, menutup, serta memantau tempat yang potensial sebagai tempat nyamuk berkembang biak.
Tidak hanya itu, ia juga mengajak masyarakat untuk ikut terlibat melakukan penyelidikan epidemiologi tentang DBD, serta dalam penanggulangan DBD memberantas jentik nyamuk yang berpotensi menyebabkan DBD.
“Untuk fogging tetap kita lakukan, namun yang paling utama itu pemberantasan sarang nyamuk dengan menghilangkan jentik nyamuknya dan pemberian abatesasi. Kita juga ada Kader Jumantik di semua desa pada satu rumah satu kader, mereka terjun ke lapangan untuk menangani DBD,” ujarnya.
Ia pun meminta masyarakat untuk waspada lantaran saat ini sudah mulai memasuki musim penghujan, dimana ada banyak genangan air yang perlu diwaspadai karena dapat menjadi tempat berkembang biak nyamuk penular DBD.
“Karena kan kita sedang beralih ya ke musim penghujan, biasanya jentik nyamuk DBD mulai bertumbuhan. Makanya kita penyuluhan ke masyarakat satu rumah satu jumantik dengan jalan gotong royong untuk pemberantasan sarang nyamuk,” jelasnya.
Ia pun meminta kepada para orang tua untuk sigap membawa anak-anaknya yang menunjukkan gejala DBD ke Puskesmas atau rumah sakit terdekat agar dapat segera tertangani.
“DBD kan masa inkubasinya 2-7 hari, jadi kalau misalkan anak ada demam disertai dengan nyeri persendian jangan ditunggu sampai lama, segera dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat,” jelasnya.
Orang tua juga dapat melakukan upaya-upaya untuk menurunkan gejala yang muncul akibat DBD.
“Pertama, mengompres, memberikan minum supaya panasnya turun. Jangan nunggu lama harus segera ke fasilitas kesehatan terdekat,” pungkasnya.
Pada tahun 2023 ada 237 kasus DBD dengan satu orang meninggal dunia pada Januari 2023 di Kecamatan Binuang. Dari jumlah itu, paling banyak pada Desember dengan 36 kasus DBD. (Adv)