SERANG – Pasca terbalik dan tenggelam, perahu eretan atau perahu penyebrangan tradisional ditemukan oleh tim SAR Gabungan. Penemuan berjarak tiga kilometer dari Tempat Kejadian Perkara (TKP).
Koordinator tagana Wilayah Serang Selatan, Amin Najili membenarkan hal tersebut. Kata dia, serpihan bangkai kapal sudah ada yang dibawa kedaratan. Ditemukannya sendiri, di Kampung Bojong Neros, Panosogan, Kecamatan Cikeusal.
“Posisinya tiga kilometer dari TKP dan ada di tengah-tengah sungai. Bangkai kapal masih di dasar sungai. Mudah-mudahan besok, segera diangkat ke daratan,” tuturnya.
Sedangkan untuk korban yang hilang, Amin menuturkan belum ditemukan. “Kemarin kita sudah menelusuri sejauh 13 kilometer atau 20 mil. Tapi sia-sia. Pencarian kami fokuskan kepada korban dan tidak mencari bangkai kendaraan roda dua yang ikut tenggelam,” jelasnya.
Disinggung apakah ada kendala dalam pencarian korban, ia menjelaskan tidak ada. “Sampai sekarang masih kondisif. Tim SAR Gabungan menerjunkan tiga perahu karet untuk pencarian korban,” tegasnya.
“Tak hanya di sungai, pencarian tim Basarnas, Tagana, polisi, PMI juga menyisir daratan,” tambahnya.
Sebelumnya diberitakan, sebanyak 29 orang warga menjadi korban kecelakaan perahu eretan yang hendak menyebrang dari Kampung Turun Balas, Desa Katulisan, Kecamatan Cikeusal menuju Kampung Saninten, Desa Malabar, Kecamatan Bandung, Selasa (22/1/2019). Dari total 29 orang tersebut, satu di antaranya masih dalam pencarian. Atas nama Suhanda (38) warga Cikeusal.
Informasi yang dihimpun di lokasi, kejadian terjadi sekira pukul 06.30 WIB. Dengan ditumpangi kendaraan roda dua sebanyak kurang lebih 17 unit kendaraan dengan jumlah penumpang 29 orang.(anm)