SERANG – Pembangunan empat Sekolah Dasar (SD) yang terbengkalai akibat pembangunan tol Serang-Panimbang menemui titik terang. Di mana permasalahan tersebut hanya miskomunikasi saja.
Hal itu disampaikan oleh Asisten daerah (Asda) I Kabupaten Serang, Agus Erwana usai bertemu dengan PPTK Tol Serang-Panimbang. Dari penjelasan yang didapat, diketahui ada sedikit miskomunikasi terkait lahan yang diajukan pemkab dan belum adanya Detail Engineering Design (DED) gedung pengganti dari pemkab.
“Kita sudah meminta penjelasan dari sana, jadi di sana ada dua tim. Tim satu itu pembebasan lahan, dan tim dua pembangunan. Kami sudah tanyakan ke tim dua terkait itu (Pembangunan gedung pengganti), setelah kita croscek ternyata ada miskomunikasi. Mereka kan nanti yang membangun. Nah pemkab tunjukan tempatnya di mana dan DED nya seperti apa,” paparnya.
Agus juga menjelaskan, untuk penggantian tersebut, pemkab yang mengajukan lahan lebih dari lahan yang tergusur karena memang pemkab mempersyaratkan ada tambahan fasilitas sekolah yakni WC dan musola. Namun lahan yang ditujuk ternyata terlalu luas.
“Misalnya begini tanah SD (Yang tergusur) nya sebetulnya hanya 1.900 meter persegi, kemudian kita disitu memberikan alternatifnya lahan seluas 4.500 meter persegi, nah dari PPK (Jalan ton Serang-Panimbang) ini mohon diganti jangan 4.500 ini kan terlalu besar, ya mungkin setengahnya saja,” tuturnya.
Jadi kata Agus, permasalahannya terkait tanah itu yang diajukan untuk bangunan pengganti. Kebetulan luasannya sekitar 4.500 meter persegi, sedangkan tanah kitanya sebelumnya 1.900 meter.
“Ya, mungkin jadinya yang 2300-2500 meter saja lebihnya. Jadi tanah warga yang ditujung itu masih ada sisa, nah itu kita akan evaluasi apakah masyarakat ini mau atau tidak menjual setengah lahannya saja nya, kalau tidak mau mungkin nanti kita kolaborasi sisanya pemkab yang bebaskan dengan harga yang sama, tapi tidak tahun ini. Toh ini nanti SD nya jadi lebar sarananya jadi lengkap,” katanya.
Dalam hal penambahan lahan, menurut Agus, pihak penangungjawab pembangunan tol tersebut tetap bersedia menambah luas lahan untuk sekolah, tapi jangan terlalu besar umpamanya lahan awal kita 1.900 pemda mohon seribu 2.100 saja.
“Pemkab memang menginginkan lebih, cuma lahan yang disodorkan oleh kepala sekolah dengan Dinas Pendidikan nya yang 4.500 meter, karena yang cocok disitu letaknya, tapi dari PPK nya keberatan,” ujarnya.
Meski demikian, kata Agus, pembangunan gedung pengganti tetap ditarget seleai tahun ini, karena titik lokasi dan anggaran pembangunan sudah ada. Mereka juga sudah memprediksi akan dilebihkan misalnya yang awalnya hanya 12 lokal ditambah jadi 14 lokal. Kemudian Pemkab juga memang sudah mempersyaratkan semua sekolah itu harus ada musola dan WC.
“Mereka (Penangungjawab) bersedia ngasih itu, hanya lahan jangan terlalu besar nambahnya. Jadi untuk pembangunan gedung pengganti tetap jalan mereka sudah siap, sudah ada penjelasan itu. Jadi respon dari tim dua yang akan membangun menanyakan kesiapan dari kitanya juga ini yang memang masih terus komunikasi,” jelasnya.
Sekadar diketahui, empat SD yang akan disiapkan gedung pengganti adalah SDN Cikeusal, SDN, Kragilan, SDN Cipete, dan SDN Lebak.(anm)