SERANG – Pembangunan Kabupaten Serang terus bergeliat dan fokus pada peningkatan indeks pembangunan manusia (IPM) yang terus mengalami peningkatan. Bahkan untuk angka kemiskinan, Kabupaten Serang berada di posisi terendah ketiga dari delapan kabupaten/kota di Banten.
Dari sisi data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) secara nasional, angka kemiskinan Kabupaten Serang Tahun 2017 sebesar 4,63 persen atau sebanyak 69.100 penduduk miskin. “Angka Kemiskinan ini dari seluruh daerah di Banten terendah ketiga,” kata Kepala BPS Kabupaten Serang Indra Warman dalam siaran pers, Rabu (12/10).
Secara berurutan, angka kemiskinan mulai yang terendah yakni, Kota Tangerang Selatan 1,76 persen, Kota Cilegon 3,52 persen, Kabupaten Serang 4,63 persen, Kota Tangerang 4,95 persen, Kabupaten Tangerang 5,39 persen, Kota Serang 5,57 persen, Kabupaten Lebak 8,64 persen, dan Kabupaten Pandeglang 9,74 persen. “Angka kemiskinan Kabupaten Serang masih di bawah rata-rata di Banten. Sebab angka kemiskinan Provinsi Banten tahun 2017 adalah 5,45 persen,” ujarnya.
Menurut Indra, angka kemiskinan yang dirilis BPS adalah data makro dan digunakan oleh pemerintah secara nasional untuk mengevaluasi capaian pengentasan kemiskian oleh pemerintah daerah yang dihitung berdasarkan besaran kebutuhan/pengeluaran rumah tangga untuk mencukupi kebutuh minimum makanan dan bukan makanan. Angka kemiskinan makro Kabupaten Serang tahun 2015 sebesar 5,09 dan turun pada tahun 2016 menjadi 4,58 persen.
Indra membenarkan, di tahun 2017 terjadi kenaikan penduduk miskin menjadi 4,63 persen. “Kenaikan angka kemiskinan di tahun 2017 terjadi hampir di semua kabupaten/kota, termasuk Provinsi Banten,” ujarnya.
Penyebab angka kemiskinan naik, menurut Indra, adalah penurunan daya beli masyarakat akibat terjadi inflasi sepanjang 2017 yang merupakan pengaruh bersifat nasional dan global. “Kemiskinan tidak bisa dilihat dari kasat mata tapi harus menyoroti banyak aspek di masyarakat. Khususnya tingkat kemampuan masyarakat untuk tetap bisa mencukupi kebutuhan dasarnya, baik konsumsi makanan maupun non makanan. Variabel ini ditangkap dari Survei Sosial Ekonomi Nasional atau Susenas yang dilaksanakan setiap tahun,” ujarnya.
Walaupun angka kemiskinan di Kabupaten Serang relatif lebih rendah dibandingkan beberapa kabupaten/kota lain di Banten, permasalahan kemiskinan tetap menjadi perhatian Pemkab Serang. Program rehabilatasi rumah tidak layak huni (rutilahu atau RTLH) masyarakat miskin menjadi salah satu cara menurunkan angka kemiskinan. Pada 2017 sudah diperbaiki 1.288 RTLH. Tahun 2018 ini, dibangun hingga 1.500 rumah warga miskin.
Untuk aksesibilitas ekonomi, pencapaian pembangunan jalan dengan kondisi beton sepanjang 253,89 km pada tahun 2017, akan menjadi 349,62 km pada tahun 2018 atau telah mencapai 58,16 persen. Sementara total jalan dengan kondisi baik yang diantaranya dalam kondisi beton dan berhotmik atau beraspal, pada tahun 2018 mencapai 420,5 km dari total 620,3 km jalan kewenangan Pemkab Serang. Pada tahun 2021 seluruh jalan kewenangan kabupaten serang ditargetkan kondisi mantap atau beton.
Pemkab Serang berhasil menaikan angka IPM sesuai fokus dan arah pembangunan yang diukur dari tiga dimensi yaitu pendidikan, kesehatan, dan daya beli (pendapatan per kapita). Berdasarkan data BPS, angka rata- rata lama sekolah warga Kabupaten Serang pada Tahun 2016 sebesar 6,98 tahun, meningkat menjadi 7,17 tahun pada tahun 2017.
“Pertumbuhan sebesar 0,19 sebagai angka tertinggi di Provinsi Banten bersama Kota Tangerang,” kata Bupati.
Kemudian, Angka Harapan Hidup warga Kabupaten Serang pada tahun 2016 sebesar 63,81 tahun, meningkat pada tahun 2017 sebesar 64,02 tahun. “Pertumbuhan sebesar 0,21 sebagai peningkatan terbesar kedua di Provinsi Banten,” ujarnya.
Pengeluaran per kapita warga Kabupaten serang pada tahun 2016 juga mengalami peningkatan cukup besar dibanding tahun 2015 yaitu sebesar 3,13 persen dan merupakan pertumbuhan tertinggi selama 6 tahun terakhir. “Kemudian pada 2017, meningkat menjadi 10,46 juta per tahun,” ujarnya.
Selanjutnya sebagai indeks komposit dari tiga aspek di atas, IPM Kabupaten Serang dari tahun 2016 sebesar 65,12 poin, mengalami peningkatan pada tahun 2017 menjadi 65,60 poin. “Dengan pertumbuhan 0,48 poin, peningkatan IPM Kabupaten Serang tersebut terbesar ketiga setelah Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang Selatan,” jelasnya.
Tatu menegaskan, angka kemiskinan harus terus diturunkan dengan berbagai program yang sedang dan akan dilakukan Pemkab Serang. “Sesuai fokus kami pada peningkatan IPM, program kesejahteraan masyarakat terus kami jalankan,” tutupnya.(anm)