Jakarta – Sudah 25 tahun tunggal putra puasa gelar juara All England 2019. Legenda bulutangkis, Haryanto Arbi, meminta agar Jonatan Christie dkk berlatih lebih keras lagi.
Indonesia hanya merebut satu gelar juara dari All England 2019. Yakni dari pasangan non Pemusatan Latihan Nasional (Pelatnas), Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan.
Dengan kekuatan tiga pemain di sektor tunggal, tidak satupun yang lolos ke semifinal. Anthony Sinisuka Ginting tersingkir di babak pertama, Jonatan Christie menyudahi penampilan di putaran kedua, sedangkan Tommy harus pulang setelah kalah di perempatfinal.
Kekalahan ini membuat tunggal putra Merah Putih gagal mengakhiri paceklik gelar. Gelar juara tunggal putra terakhir diraih oleh Haryanto Arbi.
Ia menilai, persaingan tunggal putra sekarang lebih ketat. Mau tidak mau pemain tunggal harus berlatih ekstra keras untuk menyudahi puasa gelar yang ada.
“Ya, memang perlu proses. Moga-moga tahun depan bisa,” harapnya melalui sambungan telepon, saat dihubungi wartawan, Senin (11/3/2019).
“Persaingan memang ketat jadi mereka memang masih butuh proses. Artinya, proses jam terbang dan latihan,” tambahnya.
Dirinya menuturkan, bila latihan tidak digenjot dua atau tiga kali lipat, hasilnya akan tetap sama. “Latihan segini saja belum mampu juara, belum maksimal, ya harus ditambah lagi. Masa mau pasrah. Buktikan pebulutangkis Garuda punya tekad membawa untuk mengembalikan kejayaan,” ujar peraih gelar juara All England 1993 dan 1994.
“Dan Harus inisiatif sendiri dari pemainnya. Mesti tambah sendiri apa yang kurang,” tegasnya.
Pria berusia 47 tahun khawatir, hasil kurang sip berdampak kepada kepercayaan diri pemain ke kualifikasi Olimpiade 2020 Tokyo yang dimulai bulan depan.
“Makanya, intinya semua dari latihan. Kalau mau hasil bagus ya persiapannya harus oke. Soal pemilihan turnamen, aturan berdasarkan rangking kan harus ikut 12 turnamen yang wajib. Mestinya Pengurus Besar Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PB PBSI) juga pengalaman mereka lebih tahu mengaturnya,” pungkasnya.(detik.com)