SERANG – Ratusan rumah di Kabupaten Serang teredam banjir. Penyebabnya adalah hujan deras yang mengguyur selama dua hari, dari 16-17 Maret 2020.
Dari data yang didapat, ratusan rumah warga yang terendam air setinggi 50-70 sentimeter, ada di dua kecamatan yakni Kopo dan Cikande.
Banjir di Kopo diakibatkan meluapnya Sungai Cibeureum setelah pada malam harinya terjadi hujan deras. Terdapat lima desa yang terdampak banjir di sana yaitu, Desa Garut, Desa Nanggung, Desa Nyompok, Desa Mekar Baru, dan Desa Carenang Udik.
“Banjir itu terjadi mulai pukul 05.00 WIB dinihari saat warga sedang tidur,” kata Kasi Trantib Kecamatan Kopo, Imanudin Mufti, Selasa (17/3/2020).
Ia mengungkapkan, akibat meluapnya Sungai Cibeureum, sebanyak 92 rumah di Desa Nanggung, satu rumah di Desa Mekar Baru, 15 rumah di Desa Nyompok, dan tiga rumah di Desa Carenang Udik, dan 19 hektar sawah di Desa Garut terendam banjir.
Banjir tidak hanya merendam rumah-rumah warga, namun juga merendam sekolah Madrasah Ibtida’iyah Negeri (MIN) di Desa Nanggung.
“Untuk Sungai Cibeureum sendiri tidak ada pendangkalan, mungkin karena hujan yang tinggi terus lama sejak habis Magrib sampai subuh jadi debit airnya jadi tinggi. Tidak ada warga yang mengungsi karena air sudah mulai surut. Kebutuhan warga paling makanan ringan,” ucapnya.
Banjir juga terjadi di Kecamatan Cikande pada Selasa (17/3/2020) dinihari pada pukul 03.30 WIB. Terdapat tiga desa yang terdampak. Desa Songgom Jaya, Desa Cikande, dan Desa Koper.
“Untuk banjir di Kecamatan Cikande yang terdampak tiag desa, 12 kampung dan satu pesantren,” jelas Kepala Pelaksana Bandan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Serang, Nana Sukmana.
Nana menjelaskan, banjir yang terjadi di Kecamatan Cikande akibat meluapnya air Sungai Ciberang setelah Kecamatan Cikande diguyur hujan sejak Senin (16/3/2020) sampai Selasa (17/3/2020).
“Ketinggian air di Kecamatan Cikande mencapai 70 sampai 80 sentimeter. Untuk rumah yang terdampak banjir di Kecamatan Cikande ada 102 rumah dan satu pesantren di Desa Koper. Ketinggian air pada sore hari masih sekitar 20 sentimeter,” jelasnya.
Dia menuturkan, hingga sekarang warga masih bertahan di rumah-rumah mereka namun warga membutuhkan selimut, terpal, sembako, makanan siap saji, dan air bersih.
“Kami terus melakukan pemnatauan terhadap daerah yang terdampak banjir, kita bekerjasama dengan Muspika kecamatan setempat dan para relawan. Untuk kebutuhan warga, dikoordinasikan dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait,” pungkasnya.(muh)