SERANG – Longsor yang terjadi di Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSA) Cilowong, di Kecamatan Taktakan, Kota Serang pada Selasa (1/1/2019) sekitar pukul 16.00 WIB, berimbas kepada Kabupaten Serang. Di mana dinas terkait menjadi kebingungan untuk membuang sampah.
Hal itu disampaikan Kepala Bidang Pertamanan dan Persampahan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Serang, Toto Mujiyanto. “Jujur, kami jadi bingung ini mau buang sampah ke mana. TPSA Cilowong kan untuk sementara ditutup. Padahal kami setiap hari buang sampah ke sana,” keluhnya.
Dirinya pun belum mengetahui, hingga kapan TPSA Cilowong ditutup. “Yang saya dengar dari dinas terkait Kota Serang, baru dibuka setelah dua korban yang diduga tertimbun longsoran Cilowong ditemukan,” ucapnya.
Untuk sementara, Toto menuturkan, pelayanan sampah Kabupaten Serang disimpan terlebih dahulu di penampungan-penampungan yang ada. “Tetap kita ambil apalagi seperti sampah dari pasar yang pastinya sangat banyak. Tapi dikirim ke penampungan saja dulu. Itu solusi jangka pendek,” jelasnya.
Disinggung berapa jumlah volume sampah yang dibuang ke TPSA Cilowong, dirinya mengungkapkan, ada sekitar 30 kendaraan. Satu kendaraan bersisi enam kubik sampah. “Dan kami bayar retribusi di TPSA Cilowong setiap kubiknya yang dikirim. Namun karena sekarang sedang tutup, ya tidak bayar. Off dulu,” terangnya.
Seperti diketahui, TPSA Cilowong baru saja mengalami bencana longsor pada pada Selasa (1/1/2019). Akibat musibah tersebut, dua orang diduga tertimbun.
Informasi yang diperoleh, saksi mata bernama Dodi, pegawai harian lepas TPSA Cilowong melihat dua orang tersebut berada di sekitar TPSA sesaat sebelum terjadi longsor.
Diketahui kedua orang bernama Jemah (45 tahun) dan Ida (42) yang merupakan warga Kampung Cikoak. Mereka sedang membuang sampah di TPSA. Saksi Dodi sempat memperingatkan kedua orang tersebut karena melihat ada pergerakan gundukan tanah. Tak berselang lama kemudian terjadi longsor yang mengakibatkan saksi Dodi juga sempat terkubur longsoran sebatas dada manusia.(anm)