SERANG – Relokasi Sekolah Dasar (SD) yang terdampak pembangunan jalan tol Serang-Panimbang dinilai lamban. Padahal, mega proyek nasional tersebut sudah dikerjakan sejak Februari 2017 lalu.
Namun, gedung-gedung sekolah-sekolah yang mengalami penggusuran seperti SDN Cilayangguha, SDN Inpres, dan SDN Seba berada di Kecamatan Cikeusal, serta SDN Cipete yang berada di Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang belum nampak progresnnya.
Ketidakpastian relokasi sekolah, kata salah satu wali murid SDN Inpres, Agung, mengakibatkan banyaknya siswa yang pindah sekolah. Sejauh ini, sudah ada enam murid yang pindah dari SDN Inpres. Sedangkan di SDN Cilayangguha, sebanyak lima muridnya pindah sekolah.
“Apalagi kemarin juga kami sudah akreditasi dengan sarana dan prasarana seperti itu. Kami berharap mudah-mudahan ke depan, tidak tidak lama lagi kita bisa pindah,” harapnya.
Ia juga menerangkan, aktivitas mega proyek nasional ini, dinilai sangat mengganggu proses kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolahnya. Kondusivitas belajar tergangggu karena aktivitas alat berat yang menyebabkan getaran pada gedung sekolah.
“Ya kalau sudah begitu, kegiatan belajar mengajar terpaksa dipindahkan ke luar kelas. Karena bangunan sekolah bergetar akibat dari aktivitas alat berat tadi, khawatir roboh,” ujarnya.(muh)