SERANG – Pemerintah Kabupaten Serang bekerjasama dengan PT Sarana Catur Tirta Kelola (STCK) dan PT Modern Industrial Estate untuk mengelola air bersih di kawasan modern Cikande. Hal itu dilakukan, agar pabrik tidak lagi mengambil dari tanah secara langsung untuk memenuhi kebutuhan produksi.
Kerjasama tersebut dilakukan secara langsung oleh Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah didampingi Kepala Bagian (Kabag) Hukum Kabupaten Serang Sugi Hardono di Pendopo Kabupaten Serang, Kamis (27/12/2018).
Sugi menilai, perusahaan yang mengambil air secara langsung dari tanah, akan merusak ekosistem alam dan mengurangi air yang dibutuhkan oleh masyarakat di sekitar.
“Jika perusahaan masih ambil air dari tanah, akan mengurangi kebutuhan masyarakat dan rusak nanti ekosistemnya. Saya harap, usai kerjasama ini, perusahaan tidak ada lagi yang bandel,” tutur Sugi.
Pemkab Serang sendiri memberikan fasilitas kepada pihak perusahaan untuk mengelola air di kawasan modern bekerjasama dengan PT STCK dan PT Modern Industrial Estate. “Nanti Pemkab Serang yang menentukan harga yang dipatok oleh perusahaan, agar saat melakukan distribusi kepada pabrik bisa dikelola dengan baik,” ungkapnya.
Pemkab Serang juga akan mengawasi pihak perusahaan agar pengelolaan air sesuai dengan aturan yang diberlakukan oleh pemerintah. “Negara sudah mengatur pengelolaan dan pemanfaatan air. Sehingga, tidak sembarangan untuk ambil kemudian distribusi semua sudah ada aturannya,” kata Sugi.
Diketahui, kedua perusahaan pengelola air bersih mengambil bahan baku dasar air bersih dari air kali Ciujung untuk distribusi kepada pihak perusahaan sekitar kawasan modern. “Perusahaan memiliki kebutuhan air saat melakukan produksi dan ke depannya, kita harapkan perusahan lainnya menggunakan air yang dikelola oleh STCK dan Modern Industrial Estate,” imbuhnya.
Disinggung berapa keuntungan yang didapat Pemkab Serang dari kerjasama pengelolaan tersebut, ia menuturkan sebanyak dua persen dari nilai kontrak kerjasama yang didapat dua perusahaan.
Sedangkan Direktur Utama PT STCK, Ratna Panduwinata mengatakan, saat ini baru ada 120 perusahaan atau sekitar 15 persen dari seluruh perusahaan yang ada di kawasan Modern Land Cikande yang menggunakan jasanya. Itu disebabkan, masih banyak perusahaan yang ambil air langsung dari tanah.
“Saya harap di masa yang akan datang pemerintah juga bisa tegas, sehingga hal tersebut bisa diminimalisir. Memang pengambilan air dari tanah lebih hemat. Tapi efek kerusakannya untuk anak cucu kita nanti,” tuturnya.
Ia sendiri mengungkapkan, PT STCK siap memasok 600 liter perdetik setiap harinya untuk memenuhi ketersedian air bersih di kawasan industri. “Dan kami pun tidak memasok air bersih untuk perusahaan saja. Tapi juga mengirim bantuan kepada PDAM Tirta Albantani untuk dibagikan kepada masyarakat secara gratis,” pungkasnya.(anm)