SERANG – Jumlah merchant pengguna Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di Provinsi Banten saat ini mencapai 206.040 atau meningkat 12,06 persen dibanding Maret lalu yang tercatat 183.873 merchant. Hal itu menjadikan Banten berada di posisi lima teratas se-Indonesia.
Kepala Divisi Sistem Pembayaran, Pengelolaan Uang Rupiah dan Satuan Layanan Administrasi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten, Erry P. Suryanto menjelaskan, peningkatan tersebut akan terus didorong guna memfasilitasi kelancaran pembayaran masyarakat Provinsi Banten dalam masa pandemic virus corona atau Covid-19.
“Penggunaan QRIS di Banten, mengalami peningkatan relatif pesat setelah pelaksanaan Pekan QRIS Nasional Maret lalu,” ungkap Erry.
Ia mngatakan, QRIS bukan hanya untuk keperluan berbelanja atau bertransaksi saja namun juga telah digunakan untuk menerima donasi, zakat/infaq/sodaqoh atau persembahan di tempat ibadah seperti masjid dan Gereja, rumah sakit, serta yayasan kemanusian.
“Sekarang terdapat sembilan masjid dan gereja serta Lembaga Amil Zakat Harapan Dhuafa Provinsi Banten (LAZ HARFA) telah menggunakan QRIS sebagai salah satu pilihan kanal pembayaran dalam rangka menerima dana dari masyarakat lebih cepat, aman, dan efisien,” terangnya.
Menurut dia, masih banyak masjid, gereja, rumah sakit dan berbagai badan/lembaga amal serta pedagang di Provinsi Banten yang dalam proses pengajuan pendaftaran QRIS. Disamping itu, penggunaan QRIS sebagai kanal pembayaran retribusi/penerimaan pemda terus dikoordinasikan dengan Pemda dan Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP).
Lebih jauh ia menerangkan, QRIS adalah standarisasi QR code yang digunakan untuk melaksanakan pembayaran yang diterbitkan PJSP. QRIS dikembangkan oleh industri sistem pembayaran bersama dengan Bank Indonesia agar proses transaksi dengan QR Code dapat lebih mudah, cepat, dan terjaga keamanannya.(net/muh)