SERANG – Dana hibah yang akan diterima KONI Banten pada 2020 hanya Rp 45 miliar, membuat para anggota KONI Banten kecewa. Bahkan menuding Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten menganaktirikan olahraga.
Hal itu disampaikan Ketua Umum KONI Kota Serang, Deni Arisandi. Kata dia, Pemprov Banten sangat aneh. Soalnya, selain melakukan pembinaan, KONI Banten akan berlaga di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XX/2020 Papua.
“Dengan cost yang mahal ke Papua, tentu anggaran yang dibutuhkan cukup banyak dong. Makanya, KONI kalau tidak salah mengajukan Rp 120 miliar. Tapi kenapa realisasinya hanya Rp 45 miliar? Sangat jauh sekali,” keluhnya kepada awak media, Selasa (21/1/2020).
Bila dengan dana yang ada, ia menyarankan agar KONI Banten tidak usah memberangkatkan atlet ke PON XX/2020 Papua. “Buat apa? Anggaran Rp 45 miliar, pastinya banyak persiapan atlet yang dikurangi. Belum lagi pembinaan untuk pengurus provinsi (pengprov) olahraga, kesekretariatan, bantuan ke KONI kabupaten/kota. Bagimana Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) mengkajinya. Kok seakan-akan Pemprov Banten menganaktirikan olahraga sih. Padahal, atlet berjuang atas nama daerah,” ucapnya.
Ketua Umum Pengprov Persatuan Drum Band Indonesia (PDBI) Banten, Hari Doyo Sugianto juga menyayangkan, slot dana minim yang diberikan untuk KONI Banten.
“Bagaimana prestasi olahraga mau maju? Saya juga dengar, demi meminimalisir kebutuhan, dana untuk tampil di kejuaraan nasional (kejurnas) dihapus. Kami saja, untuk sekali berangkat diberi Rp 100 juta meski masih kurang. Bila sekarang ditiadakan, mau mengevaluasi kualitas atlet seperti apa? Ingat, dana Rp 45 miliar bukan untuk tampil di PON saja, tapi membiayai keseluruhan kegiatan KONI Banten selama 2020,” ungkapnya.
Sementara Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Kadispora) Banten, Deden Apriandhi menyampaikan, Pemprov Banten bukan bermaksud menganaktirikan olahraga. Namun, pemberian dana hibah Rp 45 miliar disesuaikan dengan kemampuan daerah.
Lalu, seperti diketahui bersama, pemprov punya skala prioritas.
“Sekarang sedang konsentrasi di pendidikan, infrastruktur, dan kesehatan. Banyak ruang kelas baru yang dibangun, pekerjaan jalan juga sedang dikebut. Saya paham lah dengan keluh kesah KONI Banten. Tapi harus kita sikapi bersama dengan mencari solusi terbaik,” inginnya.(muh)