Dinas Ketahan Pangan dan Perternakan Kabupaten Serang menstok 393 Ton Cadangan Pangan untuk menangani kenaikan harga kebutuhan pokok seperti beras. Cadangan pangan untuk Kabupaten Serang itu hanya dikeluarkan ketika ada Kejadian Luar Biasa (KLB) dan atas perintah Bupati Serang.
Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Serang, Yuli Saputra mengatakan, cadangan pangan yang dimiliki Pemkab Serang masih berada di angka 393 ton.
“Cadangan pangan daerah kita ada di angka 393 ton karena memang sampai dengan hari ini kita belum mengeluarkan cadangan pangan daerah,” katanya.
Ia melanjutkan, untuk mengeluarkan cadangan pangan daerah, ada beberapa persyaratan yang harus terpenuhi. Mulai dari KLB hingga ada SK yang dikeluarkan oleh Bupati.
“Misalnya kita mengeluarkannya ketika ada bencana, kita keluarkan. Apabila posisinya bencananya besar dan memang kondisinya melebihi dari kuota yang ada di cadangan kita, kita bisa berkoordinasi dengan provinsi dan pusat,” jelasnya.
Ia mengaku, cadangan pangan daerah di Kabupaten Serang baru beberapa kali diturunkan. Salah satunya saat pandemi Covid-19.
“Tapi selama ini kita tidak pernah mengeluarkan di atas stok cadangan pangan yang kita punya,” tegasnya.
Ia mengaku, meskipun saat ini harga beras mengalami kenaikan harga, namun pihaknya tidak dapat mengeluarkan cadangan pangan yang dimiliki.
Namun, pihaknya sudah menyiapkan program-program yang dapat membantu masyarakat untuk pemenuhan kebutuhan beras dan sebagai upaya menstabilkan harga.
“Pertama, ada bantuan beras dari Badan Pangan Nasional, itu kita gelontorkan bantuan beras itu ke-12 kecamatan yang kita lanjutkan sejak Januari sampai bulan Juni,” tegasnya.
Ada pula program pasar murah yang dilaksanakan bersama dengan Satgas Pangan Kabupaten Serang.
“Kedua, kita punya kegiatan yang bekerja sama dengan Bulog menjual beras SPHP. Beras itu kita jual dalam kemasan lima kilogram,harganya Rp 53 ribu atau sekitar Rp 10.600 per kilonya, jauh dari harga beras di pasaran,” pungkasnya.
Kepala DKPP Kabupaten Serang, Suharjo mengatakan, di luar dua program tersebut yang dilaksanakan untuk pemenuhan stok dan menstabilkan harga beras, ada hal lain yang akan membuat harga beras di Kabupaten Serang turun.
Yakni, sawah-sawah di Kabupaten Serang yang saat ini sudah mulai memasuki masa panen. Pada April 2024 diprediksi akan memasuki masa panen raya.
“Yang mau panen di wilayah Ciruas, Tirtayasa, Pontang, Carenang, Binuang, dan Lebak Wangi siap panen. Total 10 ribu hektare pada Maret ini berpotensi panen. Sementara untuk bulan April diprediksi 17.975 hektare,” pungkasnya. (Adv)