TANGERANG – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) melakukan Rapat Monev tentang Biokonfersi Maggot Berbasis Lingkungan Sampah. Kegiatan ini digelar di Ruang Rapat Bola Sundul Gedung Usaha setempat pada Selasa (20/5/2021).
Acara itu dihadiri oleh beberapa dinas terkait, diantaranya dari Bappeda, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK), Dinas Perikanan, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Disporabudpar) serta dan dari beberapa pihak pembudidaya maggot yang ada di Kabupaten Tangerang.
Kepala Bidang Perencanaan Ekonomi Pada Bappeda Kabupaten Tangerang, Samsul Romli menjelaskan, agenda yang dilaksanakan mereka bertujuan untuk mensosialisasikan budidaya konversi maggot di daerahnya. Lalu untuk mendukung program Kita Peduli Permasalahan Sampah (KIPPRAH) yang dinaungkan oleh Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar.
“Dengan adanya kegiatan tersebut, nanti akan terlahir Rencana Aksi Daerah (RAD). Berikutnya di buat Peraturan Bupati (Perbup) sebagai pendoman untuk seluruh kecamatan, kelurahan, dan desa untuk mengatasi permasalahan sampah yang ada di kabupaten Tangerang,” ujarnya.
Romli melanjutkan, langkah ini merupakan wujud kepedulian Pemkab Tangerang dalam mengatasi permasalahan sampah yang ada, mengingat masih menjadi prioritas utama di Kabupaten Tangerang.
Disaat yang bersamaan, Sekretaris DLHK Kabupaten Tangerang Budi Khumaedi menerangkan, program biokonversi maggot memang merupakan salah satu inovasi untuk mengurangi sampah di Kabupaten Tangerang.
Ia pun menjabarkan, dari rencana itu akan menghasilkan manfaat yang sangat besar untuk masyarakat di Kabupaten Tangerang.
“Dengan adanya metode biokonversi magot, menunjukan adanya upaya pengurangan sampah dan nantinya akan memberdayakan warga serta dari hasil budidaya magot bisa meningkatkan ekonomi masyarakat,” bebernya.
Dia menambahkan, DLHK juga akan terus mensuport dari kebutuhan suplai bahan baku utama atau makanan utama dari maggot tersebut. Pasalnya berupa sampah organik atau biasa yang di kenal dengan food waste.
“Kami dari DLHK sudah berkolaborasi dengan beberapa komunitas magot yang ada di kabupaten Tangerang, ini ditunjukkan dengan mensuplai food waste sebagai bahan baku makanan magot,” jabarnya.
Perlu di ketahui, Maggot adalah larva lalat Black Soldier Fly (BSF). Maggot cukup dianggap istimewa dibandingkan bahan baku pakan alternatif lainnya. Di mana maggot mengandung nutrisi yang lengkap untuk ikan dan kualitas yang baik. Kemudian, maggot bisa diproduksi dalam waktu singkat dan berkesinambungan dengan jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan bagi sumber pakan ternak dan menjadi pupuk tanaman.(net/muh)