Jakarta – Pengurus Pusat Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) sepakat dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) untuk memberi prioritas bagi atlet junior ke SEA Games 2019 Filipina. Tapi, mereka butuh payung hukum.
Menpora Imam Nahrawi mempertegas kuota kontingen ke SEA Games didominasi atlet junior dengan rasio 60:40. Dia juga mengimbau cabang olahraga (cabor) menyediakan slot di pemusatan latihan nasional (pelatnas) kepada atlet muda.
PBSI tidak masalah terkait kebijakan yang dicanangkan. Hanya saja, membutuhkan Surat Keputusan (SK) untuk mengatur pembiayaannya.
“Saya sih ikut saja mau yang mana yang akan diturunkan karena kami punya tiga lapis. Namun, kita kan menyesuaikan dengan target juga,” papar Kepala Bidang Pembinaan Prestasi PP PBSI, Susy Susanti, di Pelatnas Cipayung, Jakarta Timur.
Pemilik medali emas Olimpiade 1992 Barcelona menuturkan, hingga sekarang PBSI sudah melakukan pembinaan dari mulai atlet senior, pelapis, junior, hingga magang. Meski demikian, sampai kini yang masuk dalam SK Kemenpora baru senior dan pelapisnya saja. Sementara pembiayaan atlet junior dan magang dari kantong federasi.
“Makanya perlu sekali SK. Bila tidak, pembinaan akan berhenti di sini saja. Tidak mungkin dalam satu multievent prioritas ada pembinaan. Meskipun pembiayaannya tidak sebesar senior,” tuturnya.
“Ya, minimal untuk junior paling tidak tiga sampai empat kali uji coba dalam satu tahun yang dibiayai pemerintah, karena pertandingan juga tidak padat,” tambahnya.
PBSI sendiri sudah mengajukan 20 nama untuk pelatnas menuju SEA Games 2019 dan Olimpiade. Jumlah tersebut belum termasuk atlet junior.
“Soalnya memang belum pengajuan. PBSI sudah siapkan junior dengan pembiayaan swadaya. Magang pun dibiayai. Tapi kalau ada, sangat baik untuk membantu karena setelah latihan mereka butuh uji coba dengan negara lain,” pungkasnya.(detik.com)