SERANG – Kasus pelecehan anak di bawah umur yang terjadi di Kabupaten Serang bisa terjadi tujuh kali dalam satu bulan.
Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Serang, Ratu Anisa Lalu membenarkan hal tersebut. Ia pun menyampaikan, daerah yang paling banyak terjadi di Pontang, Kragilan, Tirtayasa dan Serang Timur.
“Masih cukup tinggi di sana. Malahan, ada laporan sampai 60 kejadian,” papar Anisa.
Dirinya yakin, masih banyak kasus yang ada, tapi ditutupi oleh para orang tua. Mereka takut bila melaporkannya, karena aib keluarga akan tersebar luar. Padahal, tidak boleh didiamkan. Pelaku bisa jadi monster yang mengancam anak-anak di bawah umur lainnya.
“Perlu masukan kepada orang tua agar permasalahan tidak dibiarkan bgitu saja. Bisa rusak generasi bangsa bila didiamkan terus menerus,” ucapnya.
Maka dari itu, P2TP2A gencar melakukan monitoring dan sosialisasi ke tingkat kecamatan seperti yang dilakukan Rabu (20/2/2019) di Aula Kecamatan Kramatwatu.
“Kami juga ingin memantau sampai sejauh mana P2TP2A kecamatan bisa menekan kasus pelecehan seksual anak di bawah umur dan juga Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT),” ucapnya.
Lalu, juga memberikan masukan dan sharing bersama bagaimana menyikapi permasalahan LGBT dan anak-anak milenial yang sedang viral di zaman sekarang.
“Penyuka sesama jenis makin tinggi dan anak-anak milenial yang dekat dengan internet dapat mengakses apapun. Seperti kasus pemerkosaan, ada anak kelas 6 SD menyetubuhi siswi kelas 4 SD lantaran nonton di internet lalu penasaran. Itu harus ditanggulangi meski kejadiannya bukan di Kabupaten Serang,” terangnya.(anm)