Jakarta – Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution malam ini mengumpulkan para duta besar (dubes) Indonesia untuk negara-negara sahabat. Kepada para dubes, Darmin membeberkan kondisi perekonomian terkini.
Salah satu yang menjadi sorotan adalah neraca perdagangan. Darmin mengatakan saat ini impor Indonesia memang masih tinggi dibandingkan ekspor dan membuat defisit pada neraca perdagangan.
Tingginya impor salah satunya disebabkan pembangunan infrastruktur yang masif.
“Impor tinggi karena kita bangun infrastruktur banyak. Jadi sebenarnya itu sebetulnya kita bisa baca 2 tahunan lalu sehingga kita sudah rancang kebijakan untuk menghadapi itu,” kata Darmin di kantornya, Jakarta Pusat, Rabu (6/2/2019).
Disamping itu, salah satu kelemahan Indonesia yang membuat neraca perdagangan defisit adalah impor migas yang masih tinggi. Itu terjadi sejak 10 tahun lalu menurut Darmin.
“Ada satu hal yang memang tapi ini agak panjang ceritanya, ekspor kita tidak terlalu bagus bersamaan dengan kita sejak 10 tahun terakhir itu di migas kita defisit,” sebutnya.
Di sisi lain, Darmin juga menyinggung soal tingkat kemiskinan, pengangguran hingga inflasi mencerminkan kondisi yang baik. Itu menunjukkan arah pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam koridor yang tepat.
“Nah jadi kalau dilihat tadi pertumbuhan inflasi, tingkat pengangguran, tingkat kemiskinan, kemudian gini ratio itu boleh dikatakan pertumbuhan ekonomi kita perkembangannya kualitasnya baik. Karena nggak mudah itu gabung semuanya membaik sekaligus,” tambah Darmin.(detik.com)