JAKARTA – Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari meminta peserta Kartu Prakerja bersabar. Pasalnya, sampai saat ini insentif Kartu Prakerja yang harusnya mereka terima pasca pelatihan belum juga cair.
Ia mengatakan saat ini pelaksanaan program pra kerja tengah diaudit oleh komite pengawas dalam rangka menyelesaikan hambatan-hambatan serta backlog di gelombang pertama hingga ketiga.
“Karena ini kan uang negara terus terang saja, saya hanya mengikuti kebijakan dari komite yang kemudian sedang melakukan review dengan lembaga pengawas,” ujarnya dalam diskusi virtual, Kamis (18/6/2020)
Meski belum cair, Puspa tetap meminta para peserta melakukan upgrade ulang dan memastikan semua data kepesertaan mereka mulai dari nomor rekening, e-wallet, nomor telepon hingga nomor kepesertaan kartu Prakerja lengkap dan sesuai.
“Jadi yang diperlukan teman-teman melakukan upgrade rekening bank maupun e- wallet teman-teman, kemudian ketika upgrade bisa saja gagal karena teleponnya ganti, rekening ganti, kemudian NIK beda dengan Nik yang ada di pendaftaran Kartu Prakerja,” imbuhnya.
Jika pembaruan telah dilakukan tetapi insentif tak kunjung tercairkan, ia meminta para peserta untuk kembali menunggu sampai proses audit atau review selesai dilakukan.
“Kalau teman-teman pastikan semua sama, kenapa ini belum dibayar? Ini termasuk tadi kenapa kita belum buka pendaftaran gelombang empat, karena ini sedang direview komite bersama lembaga pengawas. Bahkan ada yang menanyakan saya harusnya mendapat insentif di periode yang kedua yaitu Rp600 ribu,” tuturnya.
Seperti diketahui, program Kartu Prakerja sudah meloloskan 680.918 peserta pada gelombang 1 hingga tiga. Pemerintah sendiri menargetkan pembukaan pendaftaran hingga November 2020 untuk menjaring 5,6 juta peserta.
Pemerintah menjanjikan total manfaat sebesar Rp 3,55 juta kepada tiap peserta, di mana Rp1 juta diberikan dalam bentuk voucher untuk membeli paket pelatihan. Lalu, ada pula insentif sebesar Rp600 ribu per bulan selama empat bulan dan sisanya uang survei masing-masing Rp50.000 untuk tiga kali survei. (CNN Indonesia/net)