SERANG – Para petani di Kecamatan Tanara harus merelakan kehilangan hasil panennya sekitar 10 ribu ton setiap musim panen. Hal ini disebabkan, kekurangan air.
Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Tanara, Syarif membenarkan hal tersebut. Kata dia, sejak 1987, Kecamatan Tanara memang selalu kekurangan air. Kondisi tersebut pun masih terus terjadi hingga saat ini.
“Sekarang juga belum tanam karena jarang hujan, terus ada air dari Ciujung dan Cidurian, itu pun kalau tidak kena limbah,” ujarnya.
Namun upaya untuk mengatasi persoalan air terus dilakukan mulai tahun 2012 lalu. Di mana salah satu jalan untuk mengairi sawah itu berasal dari Cidurian. Tapi terbatas dan harus mengatur waktu.“Jangan sampai di bulan 7 – 12 ada tanaman, karena terkena limbah,” katanya.
Sehingga masa tanam dilaksanakan pada September. Menurutnya, karena kondisi kekurangan air itu, setiap musim Tanara kehilangan hasil panen 10 ribu ton. “Kalau harga Rp 5.000 per kilogram, maka setiap musim Tanara kehilangan potensi Rp 50 miliar,” bebernya.(anm)