Jakarta – Pengurus Besar Persatuan Angkat Berat, Binaraga, Angkat Besi Seluruh Indonesia (PB PABBSI) membutuhkan dana Rp 19,9 miliar untuk kualifikasi Olimpiade 2020 Tokyo dan SEA Games 2019 Filipina. Tapi, dana belum cair.
PABBSI memang sudah membutuhkan dana besar. Soalnya, Pemusatan Latihan Nasional (Pelatnas) sudah berjalan sejak akhir tahun lalu. Malah, satu kejuaraan untuk kualifikasi Olimpiade 2020 sudah dijalani. Yakni di Kejuaraan Dunia Angkat Besi 2018 di Ashgabat, Turkmenistan, dengan Eko Yuli Irawan meraih medali emas.
Dalam waktu dekat, PABBSI akan kembali mengirimkan empat lifter pada kualifikasi Olimpiade 2020 yang kedua. Mereka akan berebut poin Olimpiade 2020 di EGAD’s Cup International Weightlifting Championship, Thailand mulai 9-11 Februari 2019.
Kepala Pelatnas Angkat Besi, Dirdja Wihardja, mengatakan, dana besar tersebut untuk membiayai kebutuhan uji coba dan akomodasi 20 lifter putra dan putri pelatnas. Itupun, dinilai masih jauh dari harapan, namun akan coba dimaksimalkan.
“Kami sudah ajukan proposal dan sudah verifikasi. Namun sampai kini pencairan pertama belum juga dilakukan. Kami juga tidak tahu berapa atlet yang disetujui,” kata Dirdja kepada pewarta, Rabu (6/2/2019).
“Untuk turnamen di Thailand masih di-cover PB, tapi kita sudah koordinasi dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) supaya bisa diganti nantinya,” jelasnya.
Selain mengikuti seri-seri kualifikasi Olimpiade, organisasi olahhraga angkat besi tertinggi di Tanah Air juga menyiapkan dua agenda training camp. Baik di dalam dan luar negeri.
“Di luar rencananya ke Korea Utara pada Oktober karena di sana perkembangan olahraga angkat besi lumayan siginifikan dan satu daerah di dalam negeri. Cuma belum diputuskan di mana, masih di kaji ulang,” tuturnya.(detik.com)