JAKARTA – Narkotika dan obat-obatan terlarang (narkoba) menjadi ancaman negara, pemerintah, dan seluruh lembaganya turut serta ikut memberantas dan mencegah.
Berbagai program dibentuk dengan target para generasi muda hingga orang dewasa yang harus ikut andil dalam menjaga generasi dari ancaman narkoba. Narkoba kini telah menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Tak hanya orang dewasa, tapi juga anak-anak.
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat dari 87 juta populasi anak di Indonesia, sebanyak 5,9 juta di antaranya menjadi pecandu narkoba. Mereka jadi pecandu narkotika karena terpengaruh dari orang-orang terdekat.
Pemerintah, kini semakin menaruh perhatian serius terhadap masalah tersebut. Sri Danti Anwar, Deputi Menteri Bidang Perlindungan Anak Kementerian Perlindungan Perempuan dan Anak (KemenPPA) menjelaskan, penanggulangan narkoba yang dilakukan pemerintah bergabung dengan program pencegahan HIV/AIDS.
Program bernama kilau Generasi Bebas HIV AIDS yang sudah hadir di 10 provinsi. Program ini mengajak anak SMP hingga SMA berkumpul di lapangan terbuka.
“Kami melakukan sosialisasi, tapi melalui cara yang menyenangkan seperti musikal juga permainan. Kami kerja sama dengan NGO yang biasa menghadapi anak melalui remaja lewat lagu, kuis, pokoknya anak-anak dibuat senang,” ungkap Danti. Sebab, menurut dia, cara yang paling cocok untuk menyampaikan pesan kepada generasi muda ialah dengan sesuatu yang menyenangkan.
Ditambah aktivitas ini juga membicarakan kekerasan anak, bahaya merokok, pergaulan bebas, dan perilaku menyimpang lainnya. Danti menerangkan, November 2018 ini kegiatan tersebut baru saja dilakukan di Batam dan Semarang.
Selanjutnya di Manokwari dan ditutup untuk tahun ini di Bali. KemenPPA memilih kota berdasarkan data yang menunjukkan tingkat penderita AIDS tinggi. Ada prioritas kota mana saja yang dipilih karena adanya keterbatasan anggaran dan sumber daya.
Kilau Generasi Bebas HIV/AIDS biasanya dimulai pagi hari bersama ribuan remaja. Pada siang hari diadakan diskusi publik dengan target berbeda. Kali ini hanya sekitar 250 orang yang terdiri atas masyarakat setempat, Pemda, LSM, dan forum anak.
“Kami tidak bisa turun langsung ke masyarakat sehingga cukup mengumpulkan para tokoh masyarakat. Diharapkan mereka menyampaikan kembali informasi yang kami berikan kepada masyarakat,” jelasnya.
Diskusi ini mengajak BNN agar informasi mengenai narkoba lengkap dijelaskan. Ada juga Kemenkominfo untuk menjelaskan etika menggunakan internet. Bareskrim pun hadir agar masyarakat mengetahui dampak hukum dari penyalahgunaan narkoba.
KemenPPA mengundang Kementerian Sosial (Kemensos) yang akan menjelaskan mengenai rehabilitasi pecandu narkoba ataupun penderita HIV/AIDS dan bimbingan anak Kilau Generasi Bebas HIV/AIDS ini sesuai dengan PATBM (Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat) yang adanya di tingkat desa, kelurahan, namun tetap diundang KemenPPA.
“Tokoh-tokoh ini yang diharapkan bisa menyampaikan kembali melalui pertemuan di masyarakat misalnya di majelis taklim, posyandu, dan acara PKK,” ujar Danti. KemenPPA juga bergerilya ke sekolah untuk terus berperang melawan narkoba.
Sejalan dengan program KemenPPA lain, yakni Kota Layak Anak yang meliputi sekolah ramah anak. Sekolah ramah anak ini pun tentunya bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan kebudayaan (Kemendikbud). (Dhan/net)