SERANG – Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) akan memasang dua alat seismik untuk memantau perkembangan Gunung Anak Krakatau (GAK) di Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau di Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang. Sebab, saat ini alat seismik di pos pemantauan hanya tersisa satu unit.
Ketua Tim Tanggap Darurat Gunung Anak Krakatau, Kus Hendratno membenarkan hal tersebut. Kata dia, sebelumnya memiliki empat alat seismograf. Tapi, yang tiga rusak.
“Yang satu rusak saat letusan pertama di bulan Juni lalu. Kan jaraknya hanya 500 meter dari GAK. Lalu dua yang ditempatkan di dua pulau terdekat, pada 22 Desember kemarin rusak,” papar Hendratno.
Saat ini, kata dia, alat seismik hanya tersisa satu unit yang berada di Pulau Sertung. “Itulah alat yang kita andalankan untuk memantau perkembangan GAK. Tapi Insya Allah akan ditambah. Ini alatnya kami sudah bawa dari Bandung, Jawa Barat, ada dua buah,” ucapnya.
“Alatnya seperti kaleng cat satu liter lah. Nanti alat tersebut ditanam ke tanah lalu pake kabel dan masuk instrumen yakni antena. Maklum masih analog tapi mahal alatnya,” tambahnya.
Rencananya kata dia, dua alat tersebut akan di pasang di Pulau Panjang dan Pulau Rakata. “Hanya saja, saya belum bisa memastikan kapan akan di pasang. Bisa hari ini, lusa, atau pekan depan. Soalnya melihat cuaca yang ada. Ombak sedang tinggi, tidak mungkin kami bawa kapal ke sana dan memaksakan diri agar alat segera terpasang,” jelasnya.
Menteri ESDM Ignatius Jonan juga memastikan akan memasang alat pengukur ketinggian ombak untuk mengantisipasi gelombang yang naik secara mendadak. Alat itu bisa menjadi bahan pemerintah agar bergerak cepat mengimbau warga.
“Ya, bisa tiga menit, atau bisa lah 25 menit sebelum tsunami sudah diberitahukan. Pokoknya akan kita pasang, karena inilah langkah antisipasi kita dalam menekan jumlah korban jiwa,” ungkap Jonan saat meninjau Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau di Desa Pasauran, Serang, Jumat (28/12/2018).(anm)