SERANG – Tes swab di Kabupaten Serang belum mencapai target satu persen dari jumlah populasi penduduk, sebagaimana standar World Health Organization (WHO). Saat ini, baru dilakukan kepada 5.000 dari total kurang lebih 1,5 juta warga yang ada.
“Baru 5.000 lebih ya. Itu cukup jauh dari standar WHO yang menginginkan satu persen dari jumlah penduduk,” papar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Serang, Agus Sukmayadi kepada awak media, Kamis (17/9/2020).
Tetapi, ia menekankan bahwa saat ini pihaknya terus melaksanakan tes swab bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Banten dan puskesmas, terlebih kasus positif corona cenderung naik.
“Seperti yang saya sampaikan di awal bahwa dengan makin masif dan gencarnya kita melakukan pemeriksaan, hasilnya juga diperoleh mudah-mudah lebih cepat. Bila lebih cepat, akan kita peroleh hasil konfirmasi positif atau negatif. Dan bisa melakukan tracking dengan tepat,” ucapnya.
Dia pun mengkhawatirkan sekarang ini adanya lonjakan klaster keluarga. “Jadi artinya, klaster keluarga itu bilamana salah satu anggota keluarga misalnya kepala keluarga, karena dia seorang pekerja terpapar atau konfirmasi positif, ya akan menularkan kepada kontak dekatnya yaitu keluarga yang satu rumah. Inilah yang sedang kami khawatirkan terjadi di beberapa wilayah kecamatan,” ujarnya.
Disinggung klaster industri, dirinya menjelaskan, justru penyumbang terbesar sekarang di wilayah Kabupaten Serang terutama di sekitar wilayah Serang Barat.
“Semoga bisa menurun dalam dua pekan ke depan karena Kabupaten Serang sedang menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Nanti setelah dua pekan dievaluasi dan yang terbaru kami gencar melakukan penyemprotan disinfektan ke kecamatan-kecamatan, tempat umum, tempat klaster yang diduga terjadi penyebaran wabah,” bebernya.(muh)