SERANG – Harga jagung pipil di Kabupaten Serang anjok sejak April sampai sekarang. Hal ini disampaikan Kepala Bidang (Kabid) Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian (Distan), Zaldi Dhuhana.
Kata dia, biasanya petani bisa menjual dengan harga Rp 4.500 per kilogram. Namun, sekarang hanya Rp 3.200 per kilogram. Alhasil, banyak petani yang merugi di tengah pandemi pandemi virus corona atau Covid-19.
Zaldi menerangkan, harga jual bisa menurun karena permintaan ayam dan telur berkurang selama pandemi. Itu berpengaruh terhadap permintaan pakan.
“Selama virus corona berlangsung, restoran, hajatan dan lain lain tutup. Akhirnya permintaan ayam dan telur jadi turun drastis dan menyebabkan permintaan pakan jagung juga anjlok,” tuturnya.
Padahal, diakuinya panen jagung pipil kering sedang berlimpah di Kabupaten Serang. Dari Kecamatan Anyer 200 ton, lalu Jawilan ada 150 ton. Alhasil, pedagang sampai menjual di kisaran harga Rp 3.200 sampai Rp 3.500 per kilogram supaya tidak merugi besar.
“Kalau dikatakan rugi, sebenarnya plas plusnya di angka Rp 3.500 hingga Rp 3.700. Jadi pas atau tidak rugi banyak,” ucapnya.
Dia melanjutkan, meski demikian, petani tetap bertanam jagung pipil karena berharap harga kembali stabil saat panen di bulan September dan Oktober. Dan penerapan new normal yang mulai diberlakukan bisa mengembalikan harga jagung pipil kering ke angka biasanya.
“Ada sekitar 100 hektare yang ditanam. Kebanyakan di Kecamatan Jawilan, kalau di Kecamatan Anyer saya lihat sedikit. Sebagian petaninya sedang beralih ke semangka karena takut harga tak kunjung membaik,” ujarnya.(muh)