SERANG – Gubernur Banten Wahidin Halim memberikan mengapresiasi kepada para guru dalam mendidik anak bangsa. Hal tersebut disampaikan Wahidin mengingat pengorbanan dan kesabaran para guru yang tidak mudah dalam menjalankan tanggung jawabnya sebagai pengajar dan pendidik.
“Yang jelas saya menghargai, mengapresaiasi guru yang terus berjuang untuk anak bangsa. Saya datang karena saya menghargai, menghormati profesi guru yang luar biasa,” ujar Wahidin saat menghadiri HUT ke 73 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) tingkat Provinsi Banten di Gedung PGRI Provinsi Banten, Rabu (28/11/2018).
Pada moment peringatan hari jadi organisasi guru tersebut, Wahidin juga mengenang pendidikan moral yang didapat dari ayahnya tentang tanggung jawab, dimana sedikit banyaknya murid yang diajar bukan menjadi alasan untuk bermalas-malasan dalam menunaikan kewajiban.
”Gaji telat tiga bulan, berangkat 8 kilo ke polres pelawat dengan sepeda ontel yang tidak sempet sarapan. Hujan deras pun tidak menghalangi dia (ayahnya-red) untuk berangkat ke sekolah,” ujarnya mengenang.
“Tiga orang juga itu tanggung jawab saya bu, satu orang di sekolah pun itu tanggung jawab saya, dan saya harus tetap mengajar,” Sambungnya mengingat jawaban sang ayah saat diminta untuk tidak berangkat mengajar karena hujan.
Dari latar belakang anak seorang guru itulah, Wahidin mengaku akan terus memperhatikan kesejahteraan guru termasuk yang masih honor, meski masih terbentur dengan peraturan pemerintah pusat.
“Pemerintah provinsi terus berjuang untuk mereka, tapi memang kita berhadapan dengan regulasi, aturan-aturan secara undang-undang. Tapi menurut saya mereka layak untuk mendapat perhatian,” katanya.
Hal senada diungkapkan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten, Engkos Kosasih Samanhudi menurutnya jauh sebelum pengalihan pengelolaan SMA dan SMK, Pemerintah Provinis Banten sudah berupaya meningkatkan kesejahteraan dan kualitas para guru. Seperti mengalokasikan dana T3 (tertinggal, terpencil, terluar) untuk semua tingkatan sekolah dari SD hingga SMU demi pemerataan kualitas dan kesejahteraan.
“Kita sudah lama memperhatikan para guru terutama di kawasan terpencil jauh sebelum ada peralihan wewenang ke provinsi,” ujarny (28/11/2018).
Menurut Engkos guru harus terus diperhatikan agar kualitasnya tetap baik dan prima saat mengajar termasuk meningkatkan kesejahteraannya.
“Kita fasilitasi mereka dengan pelatihan-pelatihan termasuk kesejahteraannya sebab ketika mereka profesional dalam mengajar maka ini akan menjadi hal yang penting bagi kemajuan bangsa kedepan,” ujarnya.
Bahkan, pasca alih kelola SMA/ SMK ke pemerintah provinsi awal tahun 2017 lalu, kualitas pendidikan dan kesejahteraan para guru di Banten semakin meningkat.
Walaupun jumlah guru yang bermigrasi ke Pemprov Banten bertambah hingga puluhan ribu namun kesejahteraan mereka meningkat dengan diberikannya TPP (tunjangan perbaikan penghasilan) yang sebelumnya tidak ada. Hal ini juga akan menghilangkan sekat antara daerah terpencil dengan perkotaan dalam kualitas dan kesejahteraannya.
Saat ini, Pemprov Banten mengelola tiga kategori guru SMA/ SMK, yaitu kategori guru berstatus PNS, guru honorer dan guru di sekolah swasta. Untuk jumlah guru honorer kini ada sekitar 40 persen dari tiap satu sekolah tak terkecuali di sekolah favorit.
“Tidak ada satu sekolah pun yang tidak ada guru honorernya, sekolah favorit pun pasti ada, jadi 40 persen di sekolah itu adalah honorer maka kalau tidak diperhatikan bahaya masa depan pendidikan kita,” katanya. (Dinamikabanten/Dhan)