SERANG – Terus berbenah untuk meningkatkan minat baca masyarakat, mendorong pelestarian budaya daerah, dan Menyelamatkan arsip sejarah di Kabupaten Serang, Pemerintah Kabupaten (Pemkab Serang) melalui Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah (DPKD) di bawah kepemimpinan Aber Nurhadi, M.Pd Ikuti Festival Budaya Surosowan.
Kepala DPKD Kabupaten Serang Aber Nurhadi mengatakan, Festival Budaya Surosowan bertujuan untuk melestarikan budaya lokal dan tradisional agar tidak punah. Dimana budaya nasional merupakan kumpulan dari budaya-budaya di daerah.
“Oleh karena itu, saya secara pribadi dan selaku pimpinan DPKD, menyambut baik adanya kegiatan Festival Budaya Surosowan agar budaya lokal lestari,” ujarnya.
Aber juga menilai, adanya Festival Budaya Surosowan selain sebagai upaya melestarikan budaya, juga membuat masyarakat menjadi tahu soal sejarah dan budaya daerah.
Menurut Aber, masyarakat sekarang ini banyak yang sudah tidak mengetahui dan membedakan mana budaya lokal dan mana budaya luar, mana yang harus diteladani.
“ke depannya juga sejarah Kaibon dan Surosowan direkonstruksi ulang, sehingga bangsa Indonesia mempunya ikon istana megah peninggalan masa lalu, walaupun membutuhkan biaya tinggi, waktu yang lama, hingga membutuhkan tenaga ahli, dimana dokumen sejarahnya, berdasarkan informasi yang diterima Aber, ada di negara Belanda,” katanya.
Aber pun meminta pemerintah yang berwenang dapat menelusuri sejarah Kaibon Surosowan dan merekonstruksinya kembali untuk membangkitkan pariwisata religi, sehingga bisa mendongkrak pariwisata, mendongkrak perekonomian masyarakat, hingga mendongkrak Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang pada akhirnya berdampak terhadap kesejahteraan masyarakat. Menurut Aber, Banten ini sudah bukan hanya milik orang Banten, melainkan juga milik orang Indonesia.
“Saya punya teman dari Kalimantan, Sulawesi saat ketemu di acara tingkat nasional, mereka sebetulnya pengen tahu, pengin berziarah ke Banten. Ini menunjukkan bahwa Banten bukan hanya milik orang Banten, tapi juga milik orang Indonesia,” katanya.
Ia menjelaskan, maka akan menjadi investasi jangka panjang pada bidang pariwisata dan menjadi pembangkit ekonomi masyarakat sekitar, sehingga berdampak terhadap kesejahteraan masyarakat juga meningkat. Aber berharap, Pemprov Banten bersama Pemkot Serang dan Pemkab Serang yang didukung Pemerintah Pusat bersinergi memikirkan jangka panjang membangun kejayaan Banten di masa lalu, serta memikirkan pembangunan infrastruktur jalan sebagai sarana pendukung.
“Soalnya, kalau kita perhatikan, Sabtu-Minggu atau di bulan suci, bulan bersejarah seperti Maulid, Muharram, dan menjelang Ramadan volume kendaraan orang yang berziarah tinggi sekali. Bahkan jaraknya dalam satu jam puluhan kendaraan peziarah lalu-lalang, sedangkan jalannya masih sempit, sementara akomodasi yang digunakan bus besar dan bus panjang,” tuturnya.
Demi kenyamanan para pengunjung atau para peziarah, Aber pun menyarankan, pemerintah atau yang berwenang dapat memikirkan pelebaran atau perluasan jalan, salah satunya menuju Banten Lama. Aber juga berharap, masyarakat Banten, khususnya Kabupaten Serang merasa memiliki budayanya sendiri agar setiap daerah mempunyai identitas yang akan menjadi identitas nasional.
“Budaya daerah jangan hilang, karena kalau budaya hilang, maka daerah itu juga akan hilang. Sama halnya dengan budaya nasional, kalau hilang, maka budaya kita juga akan hilang. Boleh simulasi dengan budaya lain,tapi budaya daerah harus dipertahankan,” pesannya. (Adv)