SERANG – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Serang terus berupaya melakukan inovasi dalam menurunkan dan mencegah kasus stunting di Kabupaten Serang, salah satunya memproduksi beras Nutri Zinc yang diprakarsai Dinas Pertanian (Distan).
Kepala Distan Kabupaten Serang, Zaldi Dhuhana menyebutkan, sejak tahun 2021, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang dipimpinnya ikut berupaya menurunkan stunting dengan produksi beras biofortifikasi, yaitu upaya meningkatkan kandungan gizi pada komoditi pangan dalam rangka mendukung ketahanan pangan.
“Beras biofortifikasi diperoleh dari pemuliaan tanaman atau rekayasa genetika, sehingga komoditi tersebut memiliki kandungan zat gizi tertentu yang dibutuhkan oleh tubuh manusia,” ujar Zaldi, Kamis (16/6/2022).
Zaldi mencontohkan, misalnya beras dengan kandungan Fe (Ferrum) yang tinggi untuk mencegah anemia atau kandungan Zn (Zinc) dalam upaya mencegah kekerdilan atau stunting pada bayi dalam kandungan dan balita. Selain untuk meningkatkan daya tahan tubuh buat para ibu pada saat pra kehamilan atau pada saat kehamilan dan menyusui.
“Program beras biofortifikasi yang ditanam di Kabupaten Serang adalah Nutri Zinc yaitu padi dengan kandungan Zinc tinggi, dapat mencapai 35,41 PPM,” terangnya.
Dalam upaya mendukung Program Percepatan Penurunan Stunting yang dicanangkan Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah, lebih lanjut ia menyebutkan, strategi beras biofortifikasi ditanam di wilayah-wilayah yang menjadi fokus stunting pada tahun 2022. Diantaranya Desa Mongpok, Kecamatan Cikeusal ditanami 150 hektare varietas Nutri Zinc untuk pengembangan benih.
“Kemudian untuk beras biofortifikasi 600 hektare di Kecamatan Padarincang, Cikande 170 hektare, Tunjung Teja 314 hektare, Kramatwatu 512 hektare, Ciruas 25 hektare dan di Kecamatan Tirtayasa seluas 378 hektare,” paparnya.
Dia memastikan, pada panen di tahun 2021 dari sisi organoleptik rasa beras Nutri Zinc cukup enak dan pulen, hal yang wajar mengingat beras Nutri Zinc hasil persilangan beras IR yang sudah cukup dikenal oleh masyarakat. “Produktivitas hasil setelah dilakukan ubinan mencapai enam ton lebih per hectare,” ujarnya.
Dirinya berharap dari lembaga atau instansi terkait dengan penanganan gizi buruk atau stunting dapat membeli panen beras biofortifikasi dari petani. “Selama petani menjual bebas beras Nutri zinc dengan harga umum beras di pasar atau warga sekitar,” pesannya.
Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah menjelaskan, kasus stunting di Kabupaten Serang terus mengalami tren penurunan. Capaian itu merupakan kerja keras banyak pihak.
Tatu menyebutkan, kasus stunting di Banten berdasarkan data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2019 masih 24,11 persen, sedangkan di Kabupaten Serang 39,43 persen. “Kami termasuk daerah yang menjadi prioritas program dari pusat dalam penurunan stunting, karena 2019 kasusnya di atas provinsi,” pungkasnya.(*)