SERANG – Mengarungi pembinaan olahraga di 2019, KONI Banten mendapatkan anggaran dana hibah yang cukup besar dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten. Yakni Rp 45 Miliar.
Oleh karenanya, anggaran tersebut diminta untuk terfokus dan berpihak kepada atlet. Hal itu disampaikan oleh Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Kadispora) Banten, Deden Apriandhi.
Kata dia, di 2019, KONI Banten akan menghadapi babak Prakualifikasi Pekan Olahraga Nasional (PON) dan pada 2020 berjibaku di ajang PON XX Papua. Oleh karenanya, dana yang ada harus betul-betul terserap untuk atlet.
“Jangan sampai lari ke sana kesitu. Fokus kita, harus kepada peningkatan prestasi olahraga Banten di tingkat nasional,” harap Deden.
Ia menuturkan, sebenarnya, dana yang diajukan oleh KONI Banten kepada mereka lebih besar. Yakni Rp 95 miliar. Namun, setelah dilakukan rasionalisasi oleh Dispora Banten, diusulkan ke Pemprov Banten Rp 70 miliar. Nah, jumlah ini kembali turun dari Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD). “Hanya di ACC Rp 45 miliar,” tuturnya.
Meski demikian, dirinya meminta KONI Banten menggerti kemampuan APBD Pemprov Banten dan jangan menjadikannya sebuah alasan untuk tidak bisa berprestasi lebih baik.
“Jangan terpaku dengan nominal. Mau berapapun, pasti kurang. Jadi harus bisa memaksimalkannya. Dispora Banten saja bisa menduduki peringkat tujuh nasional di Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas) dengan dana pembinaan hanya lima miliar rupiah. Selanjutnya NPC terima Rp 400 juta di urutan kedua. Saya yakin KONI Banten pun bisa,” tuturnya.
Sementara Sekretaris KONI Banten, Sutaryono berjanji akan memanfaatkan dana yang ada untuk pembinaan atlet. “Makanya, sekarang kami sedang sibuk merevisi Rancangan Anggaran Biaya (RAB), agar sesuai dengan kebutuhan atlet,” jelasnya.
Ia pun menegaskan, dana minim tak jadi alasan atau penghalang untuk atlet Banten mengukir sejarah sampai tingkat internasional.(anm)