SERANG – Kepala Sub Bidang Analisa dan Informasi Iklim Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Adi Ripaldi mengatakan Banten khususnya Kabupaten Serang harus bersiap menghadapi kekeringan yang lebih panjang. Bahkan lebih panjang dibandingkan tahun lalu.
Ia menjelaskan, hal itu dipengaruhi oleh fenomena El Nino, kuatnya muson Australia, dan anomaly peningkatan suhu udara akibat perubahan iklim.
“Pantauan kami, hingga awal Agustus, beberapa wilayah di Indonesia sudah mengalami kekeringan meteorologi level ekstrem di mana ada daerah yang sudah 60 hari bahkan 90 hari tak hujan,” paparnya dalam rilis yang diterima wartawan.
Sementara Sekretaris Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Serang, Babay Ahlan menyampaikan, kekeringan memang sudah melanda Kabupaten Serang sejak Mei 2019 lalu.
“Tapi Alhamdulillah, belum ada yang ekstrem bahkan ada kematian gara-gara kekurangan air bersih. Laporannya sampai sekarang dari petugas di lapangan belum ada ya mas. Kami berharap sih tidak ada yah,” kata Babay, Selasa (27/8/2019).
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Serang sendiri melalui BPBD sudah menyiapkan beberapa langkah-langkah bantuan untuk masyarakat yang kekeringan di Kabupaten Serang.
“Air bersih sudah terus kami salurkan kepada daerah yang membutuhkan. Setiap hari seperti yang kami sampaikan beberapa waktu yang lalu, dua water tank isi 5.000 liter didistribusikan ke enam kecamatan dan 36 desa terdampak. Seperti di kecamatan Pontang, Tirtayasa, Carenang, Lebak Wangi, Tanara, Binuang. Total sudah 195 ribu liter air yang dikirim,” bebernya.(muh)