SERANG – Cabang olahraga (cabor) muaythai sukses menorehkan tinta emas di ajang Kejuaraan Nasional (Kejurnas). Di mana mereka mampu mencetak hattrick.
Usai jadi juara umum di 2016 dan 2017, kini di 2018 pun mendapatkan titel yang sama. Kepastian itu didapat, usai Banten menyabet medali terbanyak pada pertandingan yang berlangsung di GOR Bulungan, DKI Jakarta, pada 25-30 November 2018.
Total 23 medali diboyong ke Tanah Jawara Banten. Rinciannya 7 emas, 4 perak, dan 12 perunggu. Di peringkat kedua ada Jawa Barat dengan 6 emas, 1 perak, dan 3 perunggu. Disusul Papua diurutan ketiga dengan 4 emas, 10 perak, 6 perunggu.
Tujuh emas dipersembahkan oleh Yosafat Rizky Junior 54 kg/pa, Dede Dina senior 54 kg/pi, Mia Amalia senior 51 kg/pi, Ghyta Gemilang senior 60 kg/pi, Sulaeman senior 48 kg/pa, Exel Tanden senior 51 kg/pa, dan Sandi Hidayat senior 73 kg/pa.
Ketua Umum Pengurus Provinsi Muaythai Indonesia (Pengprov MI) Banten, Roni Alfanto mengaku bersyukur, karena keberhasilan juara umum berkat kerja keras kolektif.
“Kita ucapkan syukur Alhamdulillah kerja keras atlet, pelatih, dan tim manajer selama persiapan. Kita bisa membuktikan Banten kiblatnya muaythai di tingkat nasional,” kata Roni, Minggu (2/12/2018) pagi.
Ia juga menilai, kejurnas tahun ini persaingannya sangat amat kompetitif. Selain diikuti oleh atlet-atlet pemusatan latihan nasional (pelatnas), semua daerah pun telah melakukan persiapan secara intensif untuk menuju PON XX.
“Tadinya kami tidak akan gembar-gembor mempertahankan juara umum. Karena persiapan menuju kejurnas tahun ini sangat dekat. Selain itu, sebagian atlet andalan kami kondisi fisiknya belum pulih 100 persen karena dua pekan lalu baru saja turun di Porprov. Makanya kami hanya menekan kepada seluruh atlet agar bertanding semaksimal saja,” ungkap dia.(anm)