SERANG – Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah menyambut baik rencana Kementerian Pariwisata untuk membangun wisata religi di Tanara. Hal itu, dikatakan Tatu saat menghadiri haul Syekh Nawawi Al-Bantani di Ponpes An Nawawi Tanara, Jumat (28/6/2019).
Turut hadir, Menteri Pariwisata Arief Yahya, Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Serang Hamdani dan Kepala DPUPR Kabupaten Serang Hatib.
Tatu menjelaskan, Pemkab Serang akan bekerjasama dengan Kemenpar untuk merevitalisasi Kali Mati dan kawasan Syekh Nawawi menjadi destinasi wisata yang menarik di Kabupaten Serang. “Pinggiran sungai menjadi tugas pemkab dan masyarakat agar tidak ada bangunan,” ungkapnya.
Ia berkomitmen, akan mengerahkan seluruh potensi yang ada di Kabupaten Serang untuk menjadikan wisata tersebut bisa dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar dengan memanfaatkan Sumber Daya Manusia yang sudah mendapatkan pelatihan dari masing-masing OPD.
“Kita punya memiliki potensi SDM yang sudah dibina oleh OPD seperti bandeng cabut duri, baso ikan dan lainnya yang akan kita kerahkan agar bisa dimanfaatkan secara maksimal,” imbuh Tatu.
Dia juga menilai, peran wisata harus didukung juga oleh masyarakat yang menjaga destinasi tersebut bersih dan nyaman saat wisatawan berkunjung. Menurutnya, kerjasama antar pemerintah dan masyarakat harus terjalin dengan baik karena memiliki peran yang sama penting.
“Tidak bisa pemerintah bekerja sendiri namun harus ada peran masyarakat, perangkat Desa dan seluruh stakeholder untuk menjaga kebersihan sekitarnya,” katanya.
Pemkab Serang berencana akan memberikan kewenangan seutuhnya di tiga Kecamatan sekitar wisata agar kebersihan bisa terlaksana secara maksimal. “Kami sedang lakukan uji coba tempat pengelolaan sampah dengan kapasitas 20 ton di Bandung, jika berhasil akan kita terapkan tahun depan disini,” tuturnya.
Sementara Menteri Pariwisata, Arief Yahya menyampaikan, Bupati Serang tinggal menetapkan desa mana saja yang masuk desa wisata. Anggaran untuk desa wisata sendiri cukup besar antara Rp 800 juta-1 miliar.
“Kan cukup besar untuk desa. DAK juga bisa digunakan untuk jalan. Anggaran tidak hanya berbasis APBD dan APBN di Kemenpar tapi di PUPR, perhubungan kita punya pengalaman di Danau Toba dikasih dua kapal,” jelasnya.
Untuk pengembangan wisata religi di Kabupaten Serang, ia mengatakan akan menggunakan tiga rumus A. Yakni atraksi, akomodasi hingga akses. “Kalau atraksinya religi. Kedua akomodasi homestay, aksesnya tidak ada masalah disini. Untuk track orang datang dari Jakarta tidak lama, kalau dibawah dua jam orang mau, tadi saya hanya 1,5 jam,” ucapnya.
Lalu mengingat daerah Tirtayasa dan Tanara adalah wilayah yang kaya akan sejara, Arie mengungkapkan, pada umumnya wisata religi selalu berdampingan dengan sejarah. Bahkan ia pun mengharapkan hal tersebut tidak terpisahkan.
“Saya harapkan akan seperti itu, nanti timnya orang ahli yang akan buat masterplan pasti akan memasukan unsur yang diminta ke dalamnya,” pungkasnya.(muh)