SERANG – Pada pelaksanaan babak Prakualifikasi Pekan Olahraga Nasional (Pra PON) cabang olahraga (cabor) tenis lapangan, Banten sudah memiliki atlet. Sepuluh orang yang terdiri lima putra dan lima putri siap berjibaku.
Hal ini dikemukakan Ketua Umum Pengurus Provinsi Persatuan Lawn Tenis Indonesia (Pengprov Pelti) Banten, Pipin Samsul Arifin. Kata dia, atlet yang akan dikirim ke Palembang, Sumatera Selatan pada Agustus nanti, sudah disiapkan sejak Januari lalu. Di mana semuanya melakukan latihan di klub masing-masing dengan pengawasan dari pelatih Purwoko.
“Kami masih lakukan latihan desentralisasi terkait anggaran. Meski demikian, yakin atlet lebih terprogram latihannya di klub masing-masing ketimbang latihan sentralisasi,” ungkap Pipin.
Alasan lain atlet tidak bisa berlatih secara sentralisasi sejak awal latihan, karena masing-masing mengikuti seri kejuaraan tenis nasional bersama klub. Sehingga sulit mencari waktu yang pas untuk bisa berlatih bareng-bareng.
Pria yang juga pejabat di Pemkab Tangerang melanjutkan, sesuai dengan anggaran yang ada, 10 atlet tenis lapangan Banten akan menjalani sentralisasi. Dalam program latihan yang telah disusun, atlet bakal melakukan program latihan secara sentralisasi selama satu sampai dua bulan.
“Rencananya akhir pekan nanti kami akan menggelar latihan bersama. Program tersebut akan sering dilakukan untuk memantapkan kemampuan atlet,” tegasnya.
Terkait target yang dicanangkan KONI Banten untuk atlet yang bisa berlaga pada PON XX/2020 di Papua yakni di posisi tiga besar, ia optimis atlet akan mampu menembus persaingan.
Secara khusus dirinya menilai kans besar Banten ada di kategori putra, terutama di nomor tunggal dan ganda. Untuk tunggal mengandalkan Dimas Kolopita, sementara di ganda berharap pada atlet senior Sebastian da Costa.
Sementara Offsial Tenis Banten, Anto Suwanto mengungkapkan, meski telah menetapkan 10 atlet, namun Pengprov Pelti Banten masih melakukan seleksi dan menerapkan promosi serta degradasi sebelum Pra PON digelar. Dimaksudkan agar kekuatan atlet yang berlaga di Pra PON adalah yang terbaik.
“Kita pakai promosi dan degradasi, siapa yang mampu menunjukkan kemampuan oke, itulah yang akan diusung ke Pra PON. Karena target tiga besar, ya harus ada kompetisi diantara atlet,” tukas Anto.(muh)