Ditulis Oleh:
Kepala Bagian Kesra Setda Pemkab Serang, H Febrianto
Pandemi virus corona atau Covid-19 menjadi wabah yang mungkin tidak akan dilupakan oleh umat manusia, sebagai wabah terbesar yang terjadi pada abad ini. Jika melirik pada sejarah di zaman sahabat Nabi Muhammad SAW, wabah yang sama namun memiliki perbedaan nama juga pernah terjadi yakni wabah tho’un.
Wabah tho’un diakui banyak ahli memiliki kesamaan dengan virus corona yaitu, memliki daya tular yang cepat sekaligus juga mematikan.
Namun wabah tho’un disebutkan dalam sejarah hanya menyerang beberapa qoryah atau kota pada saat itu. Hal tersebut terjadi karena tidak lepas dari keputusan yang diambil kholifah Umar bin Khatab. Selain juga mobilisasi masyarakat yang ada tidak seperti saat ini, sehingga penyebaran tidak sebanding dengan pandemi sekarang yang penularannya hampir ke seluruh dunia. Baik itu negara muslim maupun negara non muslim.
Selain menelan banyak korban jiwa, pandemi yang sampai saat ini belum ditemukan vaksinnya, berdampak pada lumpuhnya berbagai sektor kehidupan masyarakat. Ekonomi, pendidikan, kegiatan masyarakat, kegiatan keagamaan, dan sektor-sektor yang lain, semua seakan-akan lenyap ditelan oleh Covid-19.
Berbagai upaya penanganan telah dilakukan oleh pemerintah dengan mengerahkan tenaga medis sebagai garda terdepan. Dibalik upaya-upaya yang dilakukan pemerintah, tangisan dan rintihan manusia terus terjadi dibelahan dunia karena mereka kesulitan untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari.
Namun di luar itu, ada pihak-pihak yang seolah-olah tidak peduli dengan pandemi virus corona.
Kini musim haji telah dipelupuk mata, namun wabah tak kunjung menghilang dari muka bumi. Sementara ratusan, ribuan bahkan jutaan calon jamaah haji (calhaj) yang akan menunaikan hajinya pada tahun 2020 masih harap-harap cemas untuk bisa memenuhi panggilan Allah SWT melaksanakan rukun Islam yang kelima tersebut. Rasa rindu untuk mencium hajar aswad dan berziarah di makam Rasulullah menggelora dihati para calon jamaah.
Meski banyak teori yang menyatakan bahwa Covid-19 merupakan virus buatan, tapi bagi kita sebagai orang yang beriman tidak salah mengakui bahwa virus corona merupakan partikel kecil makhluk Allah SWT dan Allah SWT pula yang mampu menghilangkan dan memusnahkannya. Begitu juga haji merupakan panggilan Allah SWT yang tentunya tidak diharapkan tidak bisa digelar pada tahun ini dan menjadi ironis jika hal tersebut sampai terjadi.
Bagi umat Islam bisa berhaji selain kewajiban juga impian yang keberangkatannya ditunggu bertahun-tahun. Bagi umat Islam berhaji juga untuk mendapatkan keselamatan, hal itu sejalan dengan firman Allah SWT yang artinya “Barangsiapa yang masuk ke rumah-Nya (Maqom Ibrohim atau Masjidil Harom), Niscaya dia akan menemukan ke amanan dan keselamatan” ( Ali ‘Imron, QS, 97 )
Berhaji juga bisa dimaknai sebagai untuk memenuhi dahaga agar bisa berdo’a di tempat-tempat yang maqbul seperti berdo’a di Mulatazam, Hajar Aswad, Hijr Isma’il, Maqom Ibrohim, Shofa Marwah, Raudhoh Nabi, Maqom Nabi, dan tempat-tempat lain yang disucikan umat Islam.
Melalui tulisan yang singkat ini, penulis mengajak berbagai pihak untuk tetap mentaati arahan pemerintah dan mendukung upaya-upaya penanganan yang dilakukan pemerintah serta mendukung pemerintah pusat agar mengupayakan keberangkat calon jamaah haji. Tentunya yang tidak kalah penting mengajak semua pihak untuk berdo’a agar wabah Covid-19 cepat hilang.(***)