SERANG – Target Pendapatan Asli Daerah (PAD) Banten pada tahun 2020 diprediksi mengalami penurunan atau defisit sebesar Rp 1,796 triliun. Ini disebabkan sektor primadona Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) merosot tajam.
Masyarakat memilih menunda pembelian kendaraan, akibat terus mewabahnya virus corona (covid-19). Mereka lebih mengutamakan pemenuhan kebutuhan bahan pokok atau sembako.
Penurunan terjadi karena target PAD Povinsi Banten tahun 2020 mengalami penurunan sebesar Rp 1,754 triliun, ditambah hasil dana perimbangan pusat sebesar Rp 42,455 miliar.
Sedangkan dari sisa anggaran Rp 11,6 triliun 11,51 persen atau Rp 1,3 triliun akan digunakan sebagai anggaran jaminan pengaman sosial dengan rincian Rp 1,26 triliun masuk dalam Belanja Tak Terduga (BTT), Rp 11 miliar untuk kegiatan Dinas Kesehatan, Rp 2 miliar untuk bantuan keuangan (bankeu) Kabupaten Pandeglang Rp 345,9 juta bankeu Kota Cilegon Rp 5 miliar untuk bankeu Kabupaten Lebak dan Rp 69,9 miliar untuk bankeu Pemerintah Desa (pemdes).
Sekda Banten, Al Muktabar, ditemui usai rapat koordinasi dengan DPRD Banten pekan lalu membenarkan adanya penurunan target PAD.
“Kita sedang menghitungnya. Yang jelas memang ada tidak tercapai (target PAD),” katanya.(net)