SERANG – Jelang pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX/2020 Papua, tim gantole Banten minta diberikan waktu adaptasi dengan venue pertandingan. Minimal, satu pekan sebelum lomba dimulai.
Hal ini disampaikan Asisten Pelatih sekaligus merangkap atlet gantole Banten, Enoh Aji. Kata dia, gantole akan dipertandingkan di Kabupaten Jayapura.
“Nah, saya dengar di sana venuenya cukup sulit. Daerah perbukitan dan saat mendarat kerap terjadi turbulence. Di mana ada gerakan fluida yang ditandai dengan perubahan kekacauan dalam tekanan dan kecepatan aliran. Itu bisa merugikan atlet bila tak mampu menguasainya,” papar Aji kepada awak media, Rabu (8/1/2020).
Oleh karenanya, Aji meminta KONI Banten bisa memberangkatkan mereka satu minggu lebih awal sebelum berjibaku di PON XX/2020 Papua. Supaya bisa adaptasi dengan maksimal.
Disinggung Pemusatan Latihan Daerah (Pelatda) PON XX/2020 Papua, peraih medali emas saat PON XVII tersebut menjelaskan, sedang berusaha adapatasi menggunakan teknik static towing.
Soalnya, mereka kesulitan menggunakan metode ini di babak prakualifikasi PON. Para atlet tidak terbiasa dengan sistem kerja static towing dengan motor diam yang dapat mengulur tali sepanjang 1.000 meter.
Di Pra PON, atlet rutin latihan dengan sistem aero towing yang menggunakan pesawat microlight atau trike hingga ketinggian sekitar 2.000 meter lalu dilepas.
“Sistem lepas landas pilot static towing belum kami dalami. Kami fokus di aerotowing. Bedanya, static towing motornya diam, kalau aerotowing pesawat penariknya ikut terbang. Makanya, saat panitia mengubah metode di Pra PON, kami sedikit kelabakan. Sekarang sedang diujicoba terus,” bebernya.
Latihan kelas Ketepatan Mendarat (KTM) menggunakan Static Towing sendiri, dilangsungkan di Lapangan Terbang Gorda Kabupaten Serang. Sedangkan nomor Cross Country menyesuaikan cuara.
“Kami hanya berdoa, semoga saat berlaga di Papua, mampu memberikan yang terbaik untuk Banten. Oleh karenanya, hingga sekarang rutin latihan demi meraih prestasi puncak,” tutupnya.(muh)